TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Sriwijaya Air menambah enam pesawat ATR-72 untuk diterbangkan ke rute-rute terpencil. Hal ini sebagai salah satu langkah perusahaan mendukung pemerintah dalam menjangkau pulau-pulau terluar.
"Untuk merajut pulau dan mendekatkan jarak, kami mendukung keinginan Bapak Menteri dan Instruksi Bapak Presiden untuk menerbangkan rute-rute terisolasi dengan membeli pesawat yang lebih fleksibel untuk diterbangkan ke pulau-pulau yang bisa dikatakan tertinggal," kata Direktur Utama Sriwijaya Air, Chandra Lie, dalam peringatan Hari Ulang Tahun Sriwijaya Air Group ke-14 di Tangerang, Jumat, 10 November 2017.
Chandra juga mengatakan hingga akhir tahun ini akan datang lagi tiga pesawat ATR 72-600 dari total enam unit pesawat. "Kita fokus di wilayah Indonesia Timur, seperti Kalimantan, Papua, Bali dan Nusa Tenggara," katanya.
Baca: Sriwijaya Air Group Segera Layani Rute Jakarta-Ketapang
Dia menambahkan dengan memperhitungkan kemampuan dan kebutuhan kru pesawat, maka setiap tahun Sriwijaya Air akan menambah armada sekurang-kurangnya 12 pesawat. Selain pesawat ATR, Chandra menyebutkan pihaknya juga akan mendatangkan dua pesawat jet Boeing B737-800 NG.
Dalam kesempatan sama, Direktur Komersial Sriwijaya Air Group, Toto Nursatyo, mengatakan dirinya berharap seluruh pesawat yang dipesan tahun ini datang. Jadi, total ada 62 pesawat. "Tahun ini ditargetkan 62 pesawat, tapi sekarang tinggal empat lagi. Saat ini baru 57 pesawat," katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya di HUT ke-14 Sriwijaya Air Group mengimbau agar Sriwjaya Air Group bisa lebih menjangkau daerah-daerah terpencil.
"Saya mengapresiasi di HUT ke-14 ini Sriwijaya Air Group sudah memiliki 50 pesawat, berarti bisa menjangkat seluruh Tanah Air bahkan ke daerah-daerah yang terpinggirkan," katanya.
ANTARA