TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga, Malaysia. “Ekonomi syariah di Malaysia sudah tumbuh 22 persen, sedangkan Indonesia masih bertahan di 5 persen,” katanya saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2017 di Grand City Convex, Surabaya, Kamis, 9 November 2017.
Bahkan, kata Kalla, Malaysia sudah menjalankan seluruh sistem keuangan dengan prinsip syariah. “Sedangkan di dalam negeri, masih banyak bank syariah yang kemajuannya tersendat.”
Baca juga: Wapres JK Resmikan Acara Indonesia Shari'a Economic Festival 2017
Sebaliknya di negeri nonmuslim, sistem ekonomi syariah justru berkembang pesat. Kalla mencontohkan Inggris, yang bukan negara berpenduduk mayoritas muslim.
Untuk itu, Kalla mengimbau agar ISEF tak hanya sekadar festival yang bersifat seremonial saja namun memberikan hasil yang maksimal untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. "Festival (ISEF) ini memberi contoh dan pelajaran, serta mendorong generasi muda untuk menjalankan usaha dengan cara syar'i. Yang paling penting adalah tekad untuk memulai," uca dia.
Politisi Partai Golkar itu pun menilai potensi usaha di lingkungan pesantren dalam menumbuhkan ekonomi syariah. Ia pun mengajak para santri untuk mulai usaha dengan cara berdagang.
Sehingga ISEF diharapkan dapat mendorong peningkatan pangsa pasar ekonomi syariah dan memberikan contoh yang baik guna mengembangkan kewirausahaan di lingkungan pesantren. "Banyak pesantren yang menjalankan usaha dalam bentuk koperasi atau usaha perdagangan lainnya, itu adalah langkah awal yang penting karena mengajarkan para santri berdagang," tuturnya.
Selain itu, ISEF harus bisa memberi manfaat dalam mewujudkan keadlian dan kemakmuran bagi bangsa, dan sebagai bentuk menjalankan perintah sesuai tuntunan Tuhan. “Mari kita semua menyambut festival ini dengan semangat untuk mulai berdagang. Jangan sampai semangat ISEF hanya dibicarakan saja tanpa ada bukti nyata,” ujarnya.
ISEF 2017 kali ini ialah penyelenggaraan yang keempat. Pada 5 November 2014 alias ISEF pertama, sebanyak 17 pesantren bersama Bank Indonesia, OJK dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendeklarasikan Deklarasi Surabaya. Deklarasi tersebut menjadi semangat mewujudkan Jatim sebagai regional ekonomi syariah terbesar di Indonesia yang mengintegrasiskan sektor keuangan dan riil.