TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri, menyarankan industri retail segera beralih dari bisnis offline ke online jika usahanya ingin terus berkembang. Menurut dia, industri retail banyak yang rontok karena tidak bertransformasi menjadi bisnis digital secara online.
"Itu persoalannya (retail yang menutup gerainya). Bagaimana kesiapan dari offline ke online," kata Chatib kepada Tempo di Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Simak: Pengusaha Beberkan Penyebab Lesunya Bisnis Retail
Meski industri retail banyak yang rontok, Basri melihat pusat perbelanjaan besar masih mengalami pertumbuhan ekonomi, seperti Plaza Indonesia dan Grand Indonesia. Namun sebaliknya, penurunan penjualan terjadi di toko menengah, seperti di ITC, Harco Mangga Dua, dan Tanah Abang. "Sebagian besar beralih ke transaksi digital," ucapnya.
Chatib tidak memungkiri bahwa banyak mal yang drop penjualannya karena peralihan transaksi masyarakat menjadi online. Namun fenomena jual-beli online hanya terjadi pada 30 persen masyarakat Indonesia yang mempunyai akses ke bank.
"Sebanyak 64 persen orang Indonesia belum terakses bank. Sedangkan untuk beli online harus pakai bank," ujarnya.
Sejauh ini, Chatib juga tidak melihat daya beli masyarakat Indonesia menurun. Menurut dia, daya beli masyarakat masih tinggi. Hanya, tutur dia, ada pergeseran transaksi tersebut. "Sekarang orang banyak yang membeli online. Mal drop itu bukan daya beli turun, tapi karena pergeseran (transaksi)."
Lebih jauh, Chatib menuturkan perkembangan teknologi dan ekonomi digital begitu cepat. Transformasi digital sekarang ini akan menggerus 5,1 juta lapangan kerja di seluruh dunia. Untuk itu, Chatib memberi saran agar para pekerja, seperti pramuniaga, mulai di-training pekerjaan lain.
Musababnya, banyak jenis pekerjaan yang akan hilang di dunia karena bisa dikerjakan secara digital. Nantinya, karena tenaga kerja semakin berkurang, yang akan diuntungkan besar hanya penyedia aplikasi.
"Bahkan profesi akuntan saja sudah bisa digantikan dengan mesin. Akuntan yang sekarang hanya tinggal memeriksa hasil akhir atau evaluasi saja," ucapnya terkait dengan proyeksi bisnis retail. "Banyak pekerjaan yang sudah bisa dikerjakan oleh teknologi. Dan ini harus diantisipasi dengan training pekerjaan lain."
IMAM HAMDI