TEMPO.CO, Jakarta - External Communication Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menyatakan hingga kini baru 25 titik dari target 54 titik daerah yang telah disamakan harga bahan bakar minyak (BBM)-nya. Hal ini terjadi karena ada kendala kesiapan lembaga penyalur hingga medan distribusi yang berat.
Akses, menurut Arya, sebagai kendala utama. Selain itu, kesiapan lembaga penyalur juga faktor cuaca juga turut berkontribusi menjadi penghambat realisasi program ini.
Baca: Menteri Jonan: Penerapan BBM Satu Harga Tidak Boleh Gagal
Arya menyebutkan kendala terbesar berupa akses terlihat dari daerah 3T yakni terdepan, terluar, tertinggal. "Yang biasanya pelosok itu akses (kendala), lalu masalah kesiapan lembaga penyalur di sana seperti apa itu challenge-nya kemudian faktor cuaca, jarak,” ujarnya Jumat malam pekan lalu, 6 Oktober 2017.
Kendati demikian, Arya menampik bahwa terdapat lembaga penyalur yang menjual BBM solar dan premium tak mengikuti harga yang telah ditetapkan yakni Rp 5.150 untuk solar dan premium Rp 6.450 per liter. Begitu pula dengan lembaga penyalur yang tak bisa menjamin ketersediaan produk. Di sisa tiga bulan ini, dia menyebut akan menjalankan sesuai dengan penugasan pemerintah.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan saat ini BBM satu harga telah menyentuh 25 lokasi. Rinciannya, beberapa daerah seperti Kecamatan Pulau-pulau Batu-Nias Selatan, Sumatra Utara; Kecamatan Siberut Tengah-Kep. Mentawai, Sumatra Barat; Kecamatan Karimun Jawa-Jepara, Jawa Tengah dan Kecamatan Raas-Sumenep, Jawa Timur harga jual per liter hingga Rp 10 ribu.
Begitu pula dengan Kecamatan Labuhan Badas-Sumbawa, Nusa Tenggara Barat; Kecamatan Wangiapu-Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur; Kecamatan Wangi-wangi –Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Kecamatan Bere Bere-Morotai Utara, Maluku Utara dan Kecamatan Jagoi Babang- Bengkayang, Kalimantan Barat.
Untuk daerah lainnya BBM dijual seharga Rp 11 ribu hingga Rp 20 ribu per liter seperti di Kecamatan Long Apari-Mahakam Ulu, Kalimantan Timur; Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Barat, Maluku dan Kecamatan Distrik Pania Barat- Paniai, Papua.
Daerah lain dengan kisaran harga BBM yang sama yakni Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah; Kecamatan Moswaren-Sorong Selatan, Papua Barat; Kecamatan Kayoa Barat-Halmahera Selatan, Maluku Utara serta Kecamatan Melonguane- Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Sisanya, harga jual BBM tertinggi sebelum diterapkan BBM satu harga yakni hingga Rp 100 ribu per liter dijual di daerah Krayan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara; Kecamatan Puncak, Papua; Kabupaten Yalimo, Papua; Kabupaten Ndunga, Papua dan Kecamatan Mambremo Raya, Papua.
Daerah lainnya dengan kisaran harga BBM yang sama yakni Kabuaten Mambremo Tengah, Papua; Kabupaten Tolikara, Papua; Kabupaten Intan Jaya, Papua; dan Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua. “Kita tetap jalanin sesuai penugasan,” kata Arya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan beberapa lokasi yakni 22 titik hanya bisa menyediakan produk BBM beberapa jam saja karena dijual ke pengecer lainnya. Itulah, katanya, laporan yang diterima dari Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, pihaknya ingin membuat sub penyalur untuk menjamin ketersediaan pasokan. “Supply di sana cuma beberapa jam habis. Supply di sana dijual juga ke pengecer,” ucapnya.