TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai perekonomian Indonesia masih kurang bergairah meski ekonomi tumbuh cukup tinggi di atas 5 persen. Pengusaha pun menilai pertumbuhan itu masih di bawah ekspektasi. Ekonomi Indonesia dinilai butuh suplemen tambahan.
"Menurut saya, Indonesia kurang vitamin C, vitamin E, dan vitamin F," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik Raden Pardede dalam Rapat Koordinasi Nasional Kadin di The Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2017.
Raden menjelaskan, vitamin C yang dimaksud adalah confidence atau kepercayaan. Dia menuturkan kepercayaan pelaku ekonomi harus dikembalikan dan ditingkatkan.
Salah satu pemicu rasa tidak percaya pelaku, menurut dia, adalah ketidakpastian kebijakan pemerintah. Sebut saja kebijakan yang berubah-ubah di sektor energi serta sumber daya mineral dan perdagangan. "Selain itu, ada ketidakpastian dan kegaduhan dalam sosial-politik," ujar Raden.
Sedangkan vitamin E yang dimaksud Raden adalah ekspor. Dia mengatakan pemerintah harus mengembalikan kejayaan ekspor Indonesia. "Bagaimana agar kita tidak perlu bergantung pada komoditas," tuturnya.
Adapun vitamin F, Raden mengatakan, adalah fiskal. Dia menilai pemerintah perlu menciptakan stimulus fiskal bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya memprioritaskan anggaran untuk menggerakkan ekonomi di kelas bawah.
Menanggapi Raden Pardede, Presiden Joko Widodo menyatakan kepercayaan untuk ekonomi Indonesia seharusnya bisa dibangun. Berbagai indikator membuktikan perbaikan ekonomi.
Jokowi mencontohkan kenaikan rating investasi dari tiga lembaga pemeringkat. Ease of doing business pun naik dari 120 ke 91. Selain itu, peringkat Indonesia menjadi negara tujuan investasi naik dari posisi ke-8 menjadi ke-4. "Angka-angka ini menunjukkan kepercayaan," katanya.
Dari sisi makro pun ekonomi Indonesia terlihat baik. Inflasi yang rendah, salah satunya. Jokowi bahkan memastikan inflasi tahun ini di bawah 4 persen. "Tahun ini saya pastikan inflasi di bawah 4 persen," ujarnya.
VINDRY FLORENTIN