TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan bahwa telah terjadi perubahan pola transaksi antara pedagang dan pembeli. Pergeseran yang begitu cepat, baik di sisi pembeli maupun pedagang, menurut Mendag, harus segera disikapi oleh pelaku usaha.
"Gaya hidup konsumsi dari offline menjadi online, kalau dulu waktu lapar saya jalan kaki ke warung sekarang cukup pencet gadget kemudian makanan datang," ujarnya dalam Rakornas Kamar Dagang dan Industri Indonesia, di Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2017.
Pergeseran pola transaksi, sambungnya, telah menjadi perhatian banyak negara di belahan dunia. Dalam berbagai pertemuan antarnegara, mereka menyoroti pembukaan akses yang luas bagi pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).
Baca: Perundingan Indonesia-Australia CEPA Masuki Putaran ke-9
Kendati demikian, Mendag masih berhati-hati untuk membuka akses pasar sepenuhnya bagi UMKM dari berbagai negara. Pasalnya, pelaku UMKM domestik dinilainya masih sulit bersaing dengan produk dari luar negeri.
"Kalau akses pasar ini dibuka saya melihat kita belum siap dan akan habis dibanjiri UMKM dari berbagai negara yang dari sisi kualitas, harga, dan merek jauh lebih bagus," ujarnya.
Mendag menambahkan pentingnya peran swasta dalam mengembangkan dunia usaha. Menurutnya, pemerintah memerlukan swasta untuk mengembangkan perekonomian.