Direktur Program dan Pemberitaan TVRI Dinonaktifkan
Reporter
Editor
Minggu, 18 Maret 2007 20:39 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Dewan Pengawas Televisi Republik Indonesia (TVRI) menonaktifkan Direktur Program dan Pemberitaan TVRI Rully C. Iswahyudi sejak kemarin. Ketua Dewan Pengawas TVRI Hazairin Sitepu mengatakan kinerja Rully tidak sesuai dengan harapan Dewan Pengawas."Kami ingin perubahan program dan kualitas siaran," kata Hazairin ketika dihubungi Tempo melalui telepon kemarin. Program di TVRI didominasi oleh program lawas yang diputar ulang. Penonaktifan Rully dituangkan dalam surat keputusan Dewan Pengawas Nomor 077/Dewas/TVRI/2007 tanggal 16 Maret 2007. "Ini keputusan rapat Dewan Pengawas pada Kamis malam lalu," katanya. Dewan belum menentukan batas waktu penonaktifan. Untuk sementara jabatan ini akan diisi oleh Farhat Syukrie, yang sebelumnya menjadi Direktur Umum TVRI. Salah satu karyawan TVRI, Broery Tetelepta, menyatakan karyawan ingin Rully dikeluarkan dari TVRI. "Jika tidak dikeluarkan, kami akan melakukan aksi lagi," kata dia. Selain menonaktifkan Rully, kata Hazairin, jajaran direksi lainnya sedang dalam proses evaluasi. Direksi Program dan Pemberitaan dievaluasi lebih dulu karena jabatan ini adalah inti di TVRI. "Isi siaran ditentukan oleh pemangku jabatan ini," kata Hazairin.Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Marzuki Darusman, menyatakan direksi TVRI saat ini amatiran. "Tidak ada peningkatan mutu siaran dan tidak ada program baru," katanya kepada Tempo. Mantan Jaksa Agung ini melihat ada tarik-menarik kepentingan di tubuh TVRI, yaitu antara yang ingin menjadikan TVRI sebagai lembaga penyiaran publik dengan misi kenegaraan dan mereka yang ingin mengembalikan TVRI sebagai lembaga penyiaran independen. Tarik-menarik itu menyebabkan kemelut di TVRI. Selama ada kemelut, menurut dia, DPR tidak bisa menyetujui anggaran yang diajukan oleh televisi milik pemerintah itu. "Kami butuh direksi yang bisa memimpin lembaga penyiaran publik," kata Marzuki. Dia menyerahkan kepada Dewan Pengawas TVRI untuk menyelesaikan kemelut ini. Sebelumnya, dialog antara karyawan TVRI dan jajaran direksi berakhir ricuh. Bentrok fisik nyaris terjadi antara karyawan dan petugas keamanan di ruang aula TVRI, Senayan, Jakarta. Jajaran direksi akhirnya diusir dari ruangan oleh karyawan. Muhammad Nur Rochmi