Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi kuliah umum di depan ribuan mahasiswa di Sabuga ITB Bandung, Jawa Barat, 18 Agustus 2017. Sebanyak 4.000 mahasiswa baru ITB antusias menyimak paparan Menteri Susi terkait kebijakannya dalam mengatasi illegal fishing dan upaya memaksimalkan potensi perikanan tangkap di Indonesia. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Di depan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti atau Menteri Susi berkelakar bahwa tidak ada untungnya menjadi menteri.
"Ndak ada benefit menjadi seorang menteri. Malah, susahnya jadi Menteri Perikanan, lebih banyak digangguin dibanding menteri-menteri lain," ujarnya di gedung Universitas Kristen Indonesia, Jumat, 8 September 2017.
Gangguan yang ia maksud, seperti banyaknya orang yang mengajak foto bersama. "Kalau menteri lain cuma duduk-duduk aja, kalau saya diajak foto-foto," katanya bercanda.
Ia menambahkan, lulusan sekolah menengah atas kelas 2 seperti dirinya bisa menjadi menteri merupakan sebuah keajaiban. "Lantas jangan berpikir kalau tidak sekolah bisa menjadi seperti saya, ya, jangan. Kalau mau seperti saya, harus punya presiden kayak Jokowi lagi," ucapnya di hadapan ratusan mahasiswa UKI.
Susi menjelaskan, banyak akademisi yang marah saat Presiden Joko Widodo mengangkatnya menjadi menteri. "Buat apa akademisi sekolah tinggi kalau yang diangkat menjadi menteri cuma lulusan SMP?" tuturnya menyampaikan kritik yang dilontarkan kepada Jokowi.
"Terlebih, waktu saya membuat kebijakan penenggelaman kapal asing, banyak sekali yang mengkritik. Kalau mereka mau melawan, saya lawan balik. Namun, kalau mereka mau ikut aturan saya, ya, akan tetap berteman dengan saya," kata Menteri Susi.