Inflasi Rendah, Suku Bunga Acuan BI Diturunkan Jadi 4,5 Persen

Reporter

Editor

Sugiharto

Selasa, 22 Agustus 2017 20:09 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo (7DRR) Rate sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Selain itu, suku bunga deposit facility turun 25 basis poin menjadi 3,75 persen dan lending facility turun 25 basis poin menjadi 5,25 persen.

"Penurunan ini berlaku efektif pada 23 Agustus. Penurunan suku bunga acuan ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga instrumen moneter lainnya," kata Agus dalam konferensi persnya di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Agustus 2017.

Agus berujar penurunan suku bunga acuan ini konsisten dengan rendahnya realisasi serta perkiraan inflasi pada 2017 dan 2018. Menurut dia, inflasi terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula sehingga mendukung pencapaian inflasi sebesar 4 persen pada 2017 dan 3,5 persen pada 2018.

Selain itu, menurut Agus, defisit transaksi berjalan terkendali dalam batas yang aman. Saat ini, defisit transaksi berjalan mencapai US$ 5 miliar atau 1,96 persen. Defisit ini diperkirakan akan terjaga di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB), yaitu 1,5-2 persen pada 2017 dan 2-2,5 persen pada 2018.

Agus menuturkan risiko eksternal terkait rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR) dan normalisasi neraca The Fed mereda sehingga perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri tetap menarik. "Penurunan suku bunga diharapkan memperkuat intermediasi perbankan," katanya.

Ke depan, Agus mengatakan bahwa BI akan memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan pengendalian inflasi dan penguatan stimulus pertumbuhan," ujarnya.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan terdapat empat alasan utama suku bunga acuan BI diturunkan. Pertama, inflasi akan lebih rendah dibandingkan perkiraan BI sebelumnya. Tahun ini, BI memperkirakan inflasi di level 4 persen. "Itu sudah memperhitungkan kenaikan listrik. Kalau itu dikeluarkan, inflasi inti 3 persen."

Selain inflasi, suku bunga BI diturunkan karena defisit transaksi berjalan terkendali. Hal itu membuat keseimbangan eksternal terjaga. Tahun ini, defisit transaksi berjalan diperkirakan sebesar 1,5-2 persen dan tahun depan 2-2,5 persen. "Ini lebih rendah dari defisit transaksi berjalan yang aman untuk Indonesia, yaitu 3 persen," tuturnya.

Di sisi eksternal, risiko kenaikan FFR lebih kecil dan tertunda. Sebelumnya, kenaikan FFR diperkirakan masih sebanyak dua kali hingga akhir tahun. Saat ini, kenaikan FFR diprediksi hanya satu kali, yakni pada Desember. "Dengan penurunan suku bunga acuan, kami harap penyaluran kredit terdorong," kata Perry.

ANGELINA ANJAR SAWITRI



Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

12 jam lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

15 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

16 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya