RAPBN 2018, Anggaran Kemensos Ditambah untuk Subsidi Rastra  

Reporter

Jumat, 18 Agustus 2017 13:36 WIB

Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran Kementerian Sosial dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 akan bertambah sekitar Rp 11 triliun. Menurut Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, penambahan itu terjadi karena nantinya subsidi non-energi diturunkan dan penyalurannya akan dialihkan ke Kementerian Sosial.

“Kemensos itu bisa nambah dua, satu oleh PKH (program keluarga harapan). Itu nambah anggaran dia dari Rp 6 sampai 10 triliun. Kemudian perpindahan dari rastra subsidi ke anggaran Kemensos,” ucap Askolani di Kementerian Keuangan, Jumat, 18 Agustus 2017.

Baca: RAPBN 2018: Target Penerimaan Pajak Dinilai Terlalu Berat

Menurut Askolani, pemindahan anggaran ke Kementerian Sosial dimaksudkan agar bantuan yang diberikan pemerintah lebih tepat sasaran. Adapun pemberian tak lagi dalam bentuk barang. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi rasio Gini dan membantu masyarakat menaikkan daya beli. “Enggak lagi ke barang ya, ini mungkin harapan kita lebih membantu Gini ratio, membantu daya beli, membantu yang lebih efektif. Itu yang dilakukan, kalau yang lain, enggak berubah,” tuturnya.

Di sisi lain, pemerintah juga menaikkan anggaran untuk belanja infrastruktur sebesar Rp 402 triliun dari outlook 2017 sekitar Rp 380-390 triliun. Pembiayaan infrastruktur itu nantinya akan diperoleh melalui pembiayaan uang utang, uang pajak, dan pembiayaan lain, yang dipakai secara efektif dan efisien. “Pemerintah sudah punya prioritas, mana yang wajib dulu untuk pendidikan, mana untuk kesehatan, nanti belanja pegawai, dan pemerintah punya prioritas. Kecuali utang itu yang SBSN atau dari pinjaman proyek, itu enggak bisa di tempat lain, pasti itu,” kata Askolani.

Simak: Ini Asumsi Makro RAPBN 2018 yang Dipaparkan Jokowi di DPR

Naiknya belanja infrastruktur itu, menurut Askolani, karena dalam pembangunan infrastruktur pemerintah tidak hanya membangun gedung, tapi juga disertai pembangunan infrastruktur lain, seperti pelabuhan dan jalan. Sebab, dalam pembangunan infrastruktur tidak hanya membangun dari program yang telah dicanangkan dari APBN, tapi juga dari BUMN, termasuk KPBU.

Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur telah dilakukan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan sehingga tidak mungkin dihentikan. Misalnya komitmen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun infrastruktur jalan, mereka memiliki kontrak 3-4 tahun. Begitu juga saat mereka membangun bendungan atau waduk.

“Itu tidak ada istilah direm. Sekali dia go di 2014 atau 2015, itu pasti kami penuhi di 2019. itu sudah jadi baseline perhitungan kami. Diutamakan selesai sampai 2019. Sekarang kami punya multi-years kontrak sudah bisa sampai Rp 90 triliun di 2019, itu wajib, yang lain nambahin,” tutur Askolani.

DESTRIANITA

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

3 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

5 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya