Ayana Land Gunakan IPO untuk Kembangkan Usaha Perhotelan

Reporter

Editor

Setiawan

Senin, 7 Agustus 2017 11:49 WIB

theoffice.it

TEMPO.CO, Jakarta -PT Ayana Land Internasional Tbk berencana untuk mengembangkan bisnis properti melalui anak usaha dengan menggunakan suntikan modal dari hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering - IPO).

Presiden Direktur Ayana Land International Erwin Kusnadi mengatakan, saat ini pihaknya sedang menjalankan bisnis perhotelan di Yogyakarta. Perseroan juga akan membuka hotel di Solo dan apartemen di Bintaro, Tangerang.

Saat ini perseroan memiliki investasi tanah kosong atau land bank di wilayah Parung Panjang. “Jadi saat ini yang baru berjalan hotel di Greenhost Boutique Hotel di Yogyakarta. Yang lain masih dalam tahap pembangunan. "Akhir tahun ini rencananya Ayom Village di Solo akan dibuka,” ucap Erwin di Bursa Efek Indonesia, Senin, 7 Agustus 2017.

Menurut Erwin, Ayom Village akan dibangun dengan konsep vila sebanyak 21 vila eksklusif. Ia menyebutkan, bisnis hotel yang dikembangkan Ayana selalu menjunjung tinggi nilai budaya setempat. “Daya tariknya itu khusus. Jadi setiap proyek kami mengedepankan nilai-nilai daerah setempat yang mau kami angkat".

Erwin menambahkan, hotel di Yogyakarta memiliki tingkat keterisian atau okupansi yang cukup tinggi, yakni sekitar 80 persen. Tingginya okupansi itu didorong keunikan yang menjadi khas perseroan, sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung memilihnya sebagai tempat untuk menginap. “Kalau Green House rata-rata 80 persen, konsepnya unik,” ucap dia.

Erwin mengatakan perseroan akan membangun kota mandiri seperti BSD di Parung Panjang dengan luas lahan 90 hektare. Konsepnya mixed used development dengan landed house. “Kami melihat perkembangannya. Masih konsep sambil ngurusin yang eksisting proyek bisa berjalan, sebab 90 hektare itu luas, jadi harus benar-benar fokus,” tuturnya.

Hari ini PT Ayana Land Internasional Tbk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten ke-21 tahun ini dengan kode saham NASA. Dari penawaran umum perdana saham, perseroan menawarkan sebanyak 3 miliar lembar saham dengan nilai perolehan Rp 309 miliar. Perseroan juga menerbitkan 2,7 miliar lembar Waran Seri I atau 33,75 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya dan emisi akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan penyertaan modal pada entitas anak yaitu PT Ayana Hotels Indonesia (AHI). Selanjutnya, AHI akan meningkatkan penyertaan modal kepada entitas anak PT Samudera Parama Avirodha (SPA) untuk pengembangan usaha.

Adapun sebanyak 75 persen sisanya akan digunakan untuk penyertaan modal pada entitas anak, yaitu PT Ayana Property Internasional (API). Perinciannya sebanyak 33 persen atau Rp 75 miliar akan digunakan untuk memberi pinjaman pada entitas anak PT Akasa Legian Karya (ALK) untuk pengembangan proyek.

Sisanya 67 persen akan digunakan untuk pinjaman kepada entitas anak PT Mandiri Berdikari Jayaraya (MBJ), yang selanjutnya akan dipinjamkan lagi kepada entitas anak PT Duta Nusantara Utamakarya (DNU) untuk pembelian lahan sebagai cadangan pengembangan di kemudian hari. Sedangkan dana yang diperoleh dari Waran Seri I seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Sebagai informasi, Ayana Land memiliki dua entitas anak yang masing-masing memiliki lini bisnis yang berbeda. Ayana Hotels Indonesia (AHI) merupakan entitas anak yang bergerak di bidang pengelolaan properti. AHI saat ini mengelola beberapa proyek seperti Greenhost Boutique Hotel, Ayom, dan Bale Ningrat. Greenhost Boutique Hotel merupakan hotel di Yogyakarta dengan konsep unik dan ramah lingkungan, dan menjadi destinasi wisata di daerah Prawirotaman.

Selain AHI, Ayana memiliki entitas anak lain yang bergerak dalam pengembangan properti, yakni PT Ayana Property International (API). API saat ini tengah mengembangkan vertical housing di daerah Bintaro dengan nama The Ayana dan sebuah residence dengan nama Ayana Village.

DESTRIANITA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

39 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya