Sistem Keuangan Stabil, Sri Mulyani : Tetap Waspada

Reporter

Jumat, 28 Juli 2017 16:20 WIB

Menkeu Sri Mulyani memberikan keterangan kepada wartawan bersama Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin, Jaksa Agung HM Prasetyo, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang usai Rapat Koordinasi Program Penertiban Impor Beresiko Tinggi di Kantor Ditjen Bea Cukai, Jakarta, 12 Juli 2017. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan stabilitas sistem keuangan triwulan II 2017 dalam kondisi normal. "Ekonomi tetap berjalan baik," kata dia di kantornya, Jumat, 28 Juli 2017. Namun Indonesia dinilai tetap harus waspada.

Kondisi sektor keuangan dinyatakan dalam kondisi stabil setelah dia bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menggelar rapat berkala di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Kamis, 27 Juli 2017. Selain Sri Mulyani, rapat dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner LPS, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru dilantik.

Simak: Utang Naik Rp 34 Triliun, Kemenkeu: Untuk Belanja Produktif

Sri Mulyani mengatakan, kondisi normal terlihat berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian terhadap perkembangan moneter, fiskal, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Faktor lainnya adalah pasar modal, pasar Surat Berharga Negara (SBN), perbankan, lembaga keuangan non bank dan penjaminan simpanan.

Stabilitas sistem keuangan ditopang oleh fundamental ekonomi yang terjaga baik, seperti deflasi harga pangan. Inflasi pada masa lebaran yang relatif rendah dibandingkan tahun sebelumnya juga mejadi salah satu indikatornya. Contoh lainnya, Sri Mulyani melanjutkan, adalah peningkatan jumlah rekening simpanan yang signifikan serta penerimaan perpajakan pada semester I yang relatif stabil.

KSSK menyatakan terdapat beberapa potensi risiko, baik dari luar maupun dalam negeri. Dari sisi eksternal, Sri Mulyani menuturkan, kebijakan bank sentral Amerika, Federal Reserve, menjadi perhatian. The Fed berencana kembali menaikkan suku bunganya, Fed Fund Rate. The Fed juga berencana mengurangi besaran neracanya.

Sri Mulyani mengatakan, ketidakpastian arah kebijakan fiskal Amerika juga perlu diwaspadai. Selain itu, tekanan harga komoditas terutama minyak mentah dan dinamika geopolitik global serta regional juga jadi perhatian.

Dari dalam negeri, KSSK mencermati indikasi dari kegiatan ritel yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. Dampak penyesuaian harga listrik 900 VA serta pertumbuhan kredit dan risiko kredit juga masih perlu menjadi perhatian Sri Mulyani.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

19 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

22 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

2 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya