DPR Setujui Pertanggungjawaban APBN 2016

Reporter

Kamis, 27 Juli 2017 19:46 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika melakukan kunjungan kerja di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 4 Juli 2017. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2016 yang diajukan oleh pemerintah. RUU tersebut merupakan pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016, yaitu berupa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang telah diperiksa oleh BPK.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan untuk pertama kalinya dalam dalam sejarah Indonesia dalam 12 tahun terakhir sejak disusunnya LKPP, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas LKPP TA 2016. Pencapaian opini wajar tanpa pengecualian itu menggambarkan bahwa pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat telah sesuai dengan tata kelola dan praktik pengelolaan keuangan yang baik serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Baca: Usulan Dana Mendesak Rp 25,5 T di APBN-P 2017 Akan Dibawa ke DPR

“LKPP yang beropini WTP juga memberikan informasi kepada publik bahwa APBN telah dikelola secara efisien, transparan, dan akuntabel,” tutur Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, 27 Juli 2017

Ia menuturkan, pada 2016 ditengah perlambatan dan ketidakpastian ekonomi global, pemerintah mengambil beberapa kebijakan strategis di bidang penerimaan dan belanja negara, serta kebijakan lainnya untuk mengembalikan kredibilitas APBN yang berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai program-program pembangunan dan nawacita.

Beberapa keberhasilan yang dicapai pada 2016 antara lain naiknya pendapatan per kapita, membaiknya indeks gini ratio, turunnya tingkat inflasi, pengangguran, kemiskinan, serta naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Selain itu perekonomian Indonesia juga tumbuh 5,02 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2015, serta berada di posisi tiga terbaik di antara negara-negara anggota G-20.

Pemerintah juga berhasil meningkatkan rating Indonesia menjadi Investment Grade dari lembaga pemeringkat Standard and Poor’s. “Peningkatan rating tersebut dimaknai sebagai peningkatan kepercayaan investor pada pemerintah Indonesia terutama karena perbaikan dalam pengelolaan APBN,” ucap Sri Mulyani.

DESTRIANITA

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

12 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

7 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

7 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya