Penjelasan Menteri Darmin Soal Alasan Daya Beli Masih Lemah

Reporter

Minggu, 23 Juli 2017 15:45 WIB

Darmin Nasution. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan alasan masih lemahnya tingkat daya beli dan konsumsi masyarakat, khususnya di kuartal dua tahun ini. Padahal, pertumbuhan ekonomi terus membaik berada di atas 5 persen.

"Memang kalau dilihat pertumbuhan ritel melambat, bukan nggak naik ya tapi kenaikannya sedikit mengecil," ujarnya, di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu, 23 Juli 2017.

Darmin menuturkan hal itu banyak disebabkan oleh periode libur lebaran di akhir Juni dan awal Juli, di mana konsumsi atau transaksi belanja masyarakat cenderung menurun. "Jadi itu diukur saat lebaran dan semua sedang libur, kedua tidak ada yang punya data mengenai pembelian online yang transaksinya semakin lama semakin banyak."

Baca: Daya Beli Masyarakat Turun Disebut Gara-gara Tarif Listrik

Dia meyakini data transaksi dan konsumsi masyarakat itu akan kembali normal atau membaik di periode selanjutnya. "Tunggu sampai seminggu ke depan atau Agustus dan September," ucap Darmin.

Selanjutnya, Darmin mengatakan kinerja ekspor Indonesia tengah membaik, khususnya sektor industri, pertanian, dan perkebunan. Belum lagi, bulan Juli ini alokasi dana masyarakat teralihkan pada biaya sekolah. Ketika ditanya perihal respon pemerintah untuk mendorong daya beli, Darmin mengatakan hal ini merupakan kondisi yang normal atau tak mengkhawatirkan hingga membutuhkan stimulus khusus.

"Itu dia masalahnya, kalian selalu ingin ekonomi diintervensi, nggak begitu cara mengurus ekonomi, nanti salah ubah lagi, di lapangan orang pusing," katanya. Dia menegaskan gejolak perekonomian Indonesia saat ini juga masih dalam kondisi baik dan wajar.

Baca: Apindo: Lebaran 2017, Daya Beli Warga Melemah Penjualan Menurun

Namun Darmin mengakui dari indikator pengeluaran pemerintah di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) belum sepenuhnya pulih. Meskipun demikian, perekonomian Indonesia tetap dalam kategori sehat, karena motor penggeraknya mulai dari konsumsi, investasi swasta, hingga kinerja ekspor sudah mulai tampak.

"Tadinya pengeluaran pemerintah negatif, sekarang udah positif tapi masih kecil," ucapnya. Menurut Darmin, saat ini tiga dari lima indikator pertumbuhan ekonomi sudah membaik. "Katakanlah konsumsi sedikit menurun tapi pertumbuhan ekspornya naik, nggak jadi maaalah, itu normal di mana-mana."

Darmin menegaskan saat ini yang perlu didorong kontribusinya adalah pengeluaran pemerintah. Darmin meyakini hal itu akan semakin baik memasuki semester dua tahun ini. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di semester dua berada di atas 5 persen untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2 persen. "Karena di semester satu pertumbuhan kita 5,02 persen, kalau semester dua nggak di atas itu ya nggak nutup nilai rata-ratanya."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

6 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

7 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

11 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

13 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

13 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

14 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

19 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya