Karena Isu Politik, Bursa Saham Amerika Ditutup Bervariasi

Reporter

Jumat, 21 Juli 2017 08:50 WIB

Tiga pialang memperhatikan pergerakan harga saham di bursa saham Sao Paulo, Brasil, (8/8). Indeks saham di Brasil mengalami penuruanan tajam akibat turunnya peringkat utang Amerika Serikat. AP/Andre Penner

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa saham Wall Street tadi malam ditutup bervariasi dalam rentang terbatas. Indeks DJIA dan S&P mengalami koreksi sementara indeks Nasdaq menguat.

Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,13 persen dan 0,02 perseb di 21.611,78 dan 2.473,45. Indeks Nasdaq menguat 0,08 persen di level tertinggi baru yaitu 6.390.

Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan sentimen pasar tadi malam kembali tertuju dengan isu politik Gedung Putih. Isu tersebut terkait dengan kelanjutan investigasi atas keterlibatan Rusia dalam memenangkan Donald Trump di pemilihan Presiden November lalu.

"Selain isu politik, pasar juga digerakkan dengan sejumlah rilis laba kuartal II 2017 emiten yang membukukan pertumbuhan solid," kata David seperti dilansir keterangan tertulis, Jumat, 21 Juli 2017.

Simak: BEI Rayakan Ultah ke-25, Ini Harapan Mantan Dirut Erry Firmansyah

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pergerakan bursa saham Amerika masih dibayangi sentimen ketidakpastian jalannya pemerintahan Presiden Trump. "Pasca gagalnya pemerintahan Trump mereformasi paket kebijakan kesehatan Obamacare, pasar mulai meragukan langkah pemerintahan Trump selanjutnya," ucapnya dalam keterangan tertulis.

Reza mengatakan penguatan masih didominasi saham-saham tekno, kecuali Apple yang melemah. Penguatan tersebut berimbas pada masih naiknya Nasdaq. Namun indeks S&P dan DJIA berbalik melemah seiring rilis kinerja beberapa emiten yang di bawah ekspektasi.

Sementara itu, pergerakan bursa saham Asia kemarin menguat seiring respon pasar positif terhadap kebijakan Bank of Japan. Bank sentral Jepang memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneter dan memangkas target inflasi pada 2017-2018 dan 2018-2019.

Reza mengatakan pasar juga menunggu berita dari European Central Bank (ECB). Di sisi lain, pelaku pasar juga berharap positif akan dirilisnya kinerja keuangan para emiten.

Semua indeks-indeks di Asia tercatat menguat. Nikkei 225 memimpin dengan penguatan 0,62 persen, disusul oleh S&P/ASX 200 0,51 persen. KOSPI Index naik 0,49 persen, Shanghai Composite 0,44 persen, dan Hang Seng Index 0,26 persen.

Di eropa, bursa saham berakhir variatif cenderung melemah setelah di awal sesi terjadi penguatan. Reza mengatakan adanya indikasi kinerja keuangan para emiten yang membaik memberikan sentimen positif pada bursa saham Eropa.

Namun sentimen juga diimbangi oleh keputusan European Central Bank (ECB) yang tetap mempertahankan tingkat suku bunga. Bank sentral itu juga berencana menurun bertahap dari quantitative easing.

Indeks pan-European Stoxx600 melemah 0,38 persen seiring variatifnya sentimen di bursa saham. Emiten power plant, Wartsila, mengalami kenaikan seiring rilis kinerja keuangan di atas ekspektasi. Kenaikan dibarengi dengan rilis kinerja ABB dan Unilever yang melemah seiring rilis kinerjanya di bawah ekspektasi.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

45 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya