Jaga Stabilitas Ekonomi, BI Tahan Suku Bunga Acuan di 4,75 Persen  

Reporter

Editor

Setiawan

Jumat, 21 Juli 2017 01:22 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate tetap 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur pada 19-20 Juli 2017. Sedangkan suku bunga Deposit Facility tetap 4,00 persen dan Lending Facility tetap 5,50 persen. Keputusan tersebut berlaku efektif sejak 21 Juli 2017.

Baca: BI Rate Tetap, Bos BEI Sebut Bukti BI Percaya Diri

"Keputusan itu konsisten dengan upaya BI menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global dan domestik," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat dalam konferensi pers yang digelar seusai rapat pukul 23.00 di Kompleks Gedung Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017.

Arbonas menuturkan proses pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut. Namun tidak sekuat perkiraan semula, terutama diakibatkan perlambatan konsumsi, meskipun di sisi lain terdapat peningkatan investasi. Tekanan inflasi diprediksi sedikit berkurang di bawah perkiraan semula akibat permintaan yang masih lemah dan terkendalinya harga pangan.

Arbonas berujar BI tetap mewaspadai sejumlah risiko, baik yang bersumber dari global, terutama normalisasi neraca bank sentral Amerika Serikat, maupun domestik, terutama konsolidasi korporasi dan perbankan yang masih berlanjut.

"Untuk itu, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta tetap memberi dukungan bagi pemulihan ekonomi lebih lanjut," katanya.

Selanjutnya, BI juga akan terus mempererat koordinasi bersama pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran serta mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Adapun pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan terus membaik sesuai dengan perkiraan beserta beberapa risiko yang tetap perlu dicermati. Di satu sisi, menurut Arbonas, perekonomian Amerika diperkirakan tumbuh lebih rendah akibat investasi yang tertahan terbatasnya dampak kebijakan fiskal dan menurunnya prospek harga minyak.

Di sisi lain, perekonomian Cina diperkirakan tumbuh lebih baik yang ditopang konsumsi dan ekspor yang meningkat. Di Eropa, pertumbuhan ekonomi juga diprediksi lebih baik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi, kinerja ekspor yang membaik, dan meningkatnya optimisme perekonomian.

"Perbaikan ekonomi global tersebut mendorong meningkatnya volume perdagangan dunia dan diharapkan dapat berdampak positif terhadap ekspor Indonesia," ucapnya. Sehingga harga komoditas global diperkirakan tetap tinggi meskipun harga minyak berpotensi bias ke bawah karena pasokan yang berlebih di tengah permintaan yang terbatas.

Baca: BI Rate Tetap, BTN Belum Akan Turunkan Bunga Kredit

"Ke depan, sejumlah risiko pada perekonomian global tetap perlu diwaspadai, khususnya yang berasal dari Amerika, antara lain rencana kenaikan FFR( Fed Fund Rate), pengurangan besaran neraca bank sentral, dan ketidakpastian kebijakan fiskal," tuturnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

16 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

23 jam lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya