Terimbas Sentimen Global, IHSG Rawan Koreksi  

Reporter

Senin, 10 Juli 2017 09:06 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Sandiaga Uno, resmi membuka perdagangan saham hari ini dan meluncurkan program OK OCE (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship) Stock Center yang telah diresmikan pada April 2017 lalu di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 Juni 2017. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan kedua Juli ini rawan koreksi di tengah tren konsolidasi pasar. IHSG diprediksi bergerak di kisaran support 5.780 hingga resisten di 5.860.

David mengatakan sentimen pasar dari eksternal masih akan dipicu sentimen kenaikan yield obligasi global. Bank Sentral Amerika Serikat diperkirakan kembali menaikkan suku bunganya sehingga berimbas kepada pergerakan arus dana asing di pasar keuangan emerging market, termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika juga akan terkena imbasnya sehingga cenderung melemah.

Pada saat bersamaan, harga komoditas energi kembali koreksi akhir pekan lalu. "Koreksi tersebut berpeluang memicu pergerakan negatif saham-saham berbasis komoditas," ujarnya, seperti dilansir keterangan tertulis, Senin, 10 Juli 2017.

Baca: IHSG Menguat di Awal Perdagangan, Infrastruktur Jadi Pendorong

IHSG akhir pekan lalu ditutup di teritori negatif. Indeks melemah 34,782 poin atau 0,59 persen di 5.814,793. Koreksi terjadi karena minimnya insentif positif di pasar. Risiko pasar saham kawasan dan global meningkat karena mengantisipasi kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate pada paruh kedua tahun ini. Dampaknya, pelaku pasar kembali melakukan aksi ambil untung lanjutan.

Pemodal asing kembali mencatatkan penjualan bersih hingga Rp 332,81 miliar akhir pekan lalu. Sedangkan nilai transaksi di pasar reguler hanya mencapai Rp 4,26 triliun.

Koreksi IHSG akhir pekan lalu terimbas sentimen negatif pasar saham kawasan Asia dan global malam sebelumnya. Pasar khawatir dengan naiknya yield obligasi global, menyusul ekspektasi pasar atas rencana kenaikan bunga lanjutan FFR satu kali lagi pada paruh kedua tahun ini. Sentimen kenaikan bunga FFR ini membuat dolar Amerika cenderung menguat dan berimbas negatif terhadap rupiah, yang pada akhir pekan lalu ditutup di Rp 13.397.

Selama sepekan pertama Juli, IHSG koreksi 0,26 persen dan rupiah terhadap dolar Amerika melemah 0,6 persen. Pemodal asing di pasar saham sepekan kemarin mencatatkan penjualan bersih Rp 1,83 triliun, melanjutkan pekan sebelumnya Rp 2,32 triliun.

Pelemahan kembali harga komoditas, terutama minyak mentah, pada akhir pekan kemarin ikut memicu koreksi sejumlah saham berbasiskan komoditas. Harga minyak mentah akhir pekan lalu di Amerika koreksi 2,83 persen di US$ 44,33 per barel. Selama sepekan, harga minyak mentah terkoreksi 4,32 persen setelah rebound pekan sebelumnya 7,7 persen.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

1 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

7 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

7 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

8 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

11 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya