Belanja Pemerintah Seret, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Dua Menurun

Reporter

Rabu, 5 Juli 2017 23:01 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat berdiskusi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2017 menurun lantaran seretnya belanja pemerintah. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan penyaluran gaji ke-13 pada bulan Juli sehingga tak masuk dalam belanja pemerintah kuartal kedua. "Gaji ke-13 yang dibayarkan di kuartal tiga dan kegiatan yang bergeser," kata Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 5 Juli 2017.

Kendati demikian, Agus optimistis pertumbuhan ekonomi akhir tahun mampu mencapai 5-5,4 persen. Target ini setelah terkompensasi dari belanja pada kuartal tiga dan empat.

Baca: Menteri Darmin Optimistis Ekonomi Naik 5,1-5,3 Persen di Q II

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada APBN 2017 sebesar 5,1 persen. Mei lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan dapat meningkat hingga 5,3 persen pada rancangan APBN Perubahan 2017. Tumbuhnya perdagangan ekspor impor dan investasi menjadi penopang utama target tersebut.

Sri Mulyani mengatakan selain pertumbuhan ekonomi, terdapat sejumlah perubahan asumsi dalam Rancangan APBN Perubahan 2017. Beberapa tambahan belanja untuk membiayai perhelatan asian Games 2018, penyelenggaraan pilkada, dan program sertifikasi tanah diusulkan dalam rancangan perubahan.

Simak: Penting, Sri Mulyani Jelaskan Pertumbuhan Ekonomi 2017 ke DPR

Di lain sisi, Sri Mulyani berupaya menjaga defisit di bawah 3 persen dari produk domestik bruto. Sri Mulyani mematok defisit melebar jadi 2,67 persen dari target 2,41 persen. "Dengan telah memperhitungkan kemungkinan dari kementerian dan lembaga membelanjakan seluruh anggarannya pada kisaran 95 persen," kata Sri Mulyani.

Pemerintah menghitung penerimaan pajak akan bergeser. Sementara belanja barang dikurangi, dan belanja modal dinaikkan. Perubahan ini juga telah memperhitungkan pelebaran subsidi bahan bakar minyak yang selama ini ditanggung PT Pertamina. Nilainya mencapai sekitar Rp 40 triliun. "Untuk semester kedua, kita akan melihat dari sisi kewajiban pembayaran BBM yang selama ini dipakai oleh institusi seperti TNI yang belum terbayarkan," kata Sri Mulyani.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

20 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya