Peretail Gigit Jari, Lebaran Sepi Transaksi

Reporter

Editor

Setiawan

Kamis, 29 Juni 2017 13:18 WIB

Sejumlah pengunjung memilih pakaian di pusat perbelanjaan Blok M, Jakarta, 4 Juli 2016. Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1437 H, animo masyarakat untuk berbelanja pakaian Lebaran semakin meningkat sehingga pendapatan tiap toko juga meningkat dari yang biasanya sehari mendapat Rp 2 juta perhari dan menjelang Lebaran bisa mencapai Rp 10 juta perhari. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Lebaran 2017 belum memberikan dorongan pertumbuhan bagi industri retail dalam negeri di tengah terus terjadinya penurunan selama semester pertama tahun ini.

Baca: Apindo: Lebaran 2017, Daya Beli Warga Melemah, Penjualan Menurun

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menilai seharusnya Lebaran menjadi masa panen bagi retail modern dan tradisional. Sebaliknya, tren penurunan pada sektor bisnis tersebut masih terjadi.

“Data penjualan retail di Indonesia sedang di bawah performa. Hingga Mei 2017 masih mengalami penurunan sekitar 35-40 persen dibandingkan dengan 2016,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis, 29 Juni 2017.

Dia memaparkan pertumbuhan industri retail di Indonesia pada April 2017 hanya 4,1 persen. Nilai tersebut kembali tergerus pada Mei 2017 menjadi 3,6 persen.

“Kondisi mengkhawatirkan ini pernah terjadi pada retail di Indonesia periode 2009,” ucapnya.

Roy menilai daya beli masyarakat kini belum pulih sepenuhnya. Saat ini, kebanyakan orang hanya berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Umumnya, kata Roy, pada momen Lebaran terjadi kenaikan transaksi untuk penjualan retail makanan, minuman, dan pakaian.

“Bila dilihat, tendensi ini bukan karena persaingan antar retail dan e-commerce, tapi akibat konsumsi masyarakat yang belum pulih atau kembali normal seperti 3-4 tahun sebelumnya,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Rosan Roeslani memaparkan minat masyarakat berbelanja pada tahun ini cenderung menurun. Meski terjadi kenaikan, hal tersebut tak sebanding dengan yang terjadi pada periode yang sama beberapa tahun lalu.

“Kalau dari peretail, dampak dari Lebaran ada, tapi tidak signifikan kenaikannya dari tahun lalu. Pada 2017, kenaikan daya beli masyarakat hanya 10-12 persen,” ujarnya.

Rosan menjelaskan, pada Lebaran tahun sebelumnya, peningkatan daya beli masyarakat bisa mencapai 15 persen. Menurutnya, dampak tunjangan hari raya (THR) tahun ini belum maksimal.

Baca: Menjelang Lebaran, Penjualan Mobil Bekas Melonjak

“Pengeluaran masyarakat belum besar. Sektor konsumer pertumbuhannya tidak signifikan, tapi masih terus tumbuh,” tuturnya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

21 September 2023

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

Roy Nicholas Mandey mengaku telah meminta Perum Bulog menggelontorkan stok beras ke ritel sebanyak 2.500 ton. Hal tersebut untuk meredam kenaikan harga beras secara nasional.

Baca Selengkapnya

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

20 Agustus 2023

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

Aprindo beberkan sejumlah ancaman kepada pemerintah yang tak kunjung melunasi utang rafaksi minyak goreng. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

11 Mei 2023

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

Perwakilan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) terus menagih utang subsidi atau rafaksi minyak goreng.

Baca Selengkapnya

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

9 Februari 2023

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

Buwas mengklaim pengusaha ritel tidak mendapatkan margin sama sekali dari penjualan beras Bulog ukuran 5 kilogram seharga Rp 47.250.

Baca Selengkapnya

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

9 Februari 2023

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengumumkan beras Bulog akan mulai dijual di ritel modern Alfamart dan Indomaret pekan ini.

Baca Selengkapnya

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

9 Februari 2023

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkap penyebab banyaknya gerai makanan dan minuman yang tutup.

Baca Selengkapnya

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

9 Februari 2023

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan ritel modern selama ini tidak banyak menjual Minyakita. Minyakita juga tidak diminati pembeli.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Ungkap Penyebab Ukuran Produk Makanan dan Minuman Mengecil

15 November 2022

Pengusaha Ungkap Penyebab Ukuran Produk Makanan dan Minuman Mengecil

Pengusaha menyebut tren produk makanan dan minuman (mamin) dengan kemasan serta ukuran diperkecil.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Lapor Daging Sapi dan Produk Turunannya Tak Boleh Masuk NTT

26 September 2022

Pengusaha Lapor Daging Sapi dan Produk Turunannya Tak Boleh Masuk NTT

Larangan masuk produk sapi dan turunannya dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Baca Selengkapnya

Harga Mi Instan di Bali Mulai Naik, Pengusaha: Tidak Ada Kepanikan

11 Agustus 2022

Harga Mi Instan di Bali Mulai Naik, Pengusaha: Tidak Ada Kepanikan

Pedagang sembako di Pasar Katrangan, Ni Made Kartini, mengatakan harga mi instan per dus dari distributor sudah mengalami kenaikan Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya