Penutupan 7-Eleven Terkait Pelarangan Miras di Minimarket?

Senin, 26 Juni 2017 19:51 WIB

Logo 7-Eleven. REUTERS/Yuriko Nakao.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menilai tutupnya gerai toko hidangan cepat saji, 7-Eleven atau Sevel, bisa jadi disebabkan oleh pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket.

"Semula Sevel menyajikan lifedata-style. Anak muda bisa kumpul-kumpul di situ. Konon katanya, yang menyebabkan drop karena penjualan minuman beralkohol dilarang. Sejak itu dia mulai kehilangan salah satu competitive advantage," kata Haryadi di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Senin, 26 Juni 2017.

Baca: Cerita Kadin, Mengapa Sevel Akhirnya Tutup

Menurut Haryadi, tutupnya Sevel tidak akan berdampak signifikan ke perekonomian Indonesia. "Kalau Alfamart dan Indomaret yang problem, kita baru bermasalah karena karyawannya banyak banget. Kalau Sevel kecil. Karyawannya tidak sebanyak ritel yang lain," tutur Haryadi.

PT Modern Internasional Tbk bakal menutup seluruh gerai 7-Eleven atau Sevel di bawah manajemen anak usahanya, PT Modern Sevel Indonesia, mulai 30 Juni 2017. Menurut Direktur Modern Internasional Chandra Wijaya, penutupan gerai karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki.

Simak: Menperin: Sevel Tutup Bukan Karena Larangan Minuman Keras

Keterbatasan sumber daya tersebut terjadi setelah batalnya rencana akuisisi aset dan bisnis Sevel dari PT Modern Sevel Indonesia kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. Dengan tutupnya seluruh gerai, Sevel akan menindaklanjuti hal-hal material sesuai dengan peraturan dan hukum.

Berbeda dengan Haryadi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan gerai Sevel tutup karena mengalami kerugian. Dia membantah tutupnya Sevel disebabkan oleh pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket.

Baca: Penyebab Sevel Tutup Versi Menteri Darmin

"Sevel kan perusahaan swasta. Sebetulnya informasi yang kami dapat adalah terkait persoalan internal. Pasar memang ada penurunan. Tapi mungkin proyeksinya terlalu agresif pada waktu itu," kata Airlangga di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin, 26 Juni 2017.

Airlangga menuturkan bahwa Sevel sudah beberapa kali mencoba memasuki pasar Indonesia. Yang pertama, kata dia, menemui hambatan. "Ini yang kedua kalinya dan sangat agresif. Tentu keagresifannya itu baliknya ke laba dan ruginya. Jadi, ini murni kasus swasta saja," tuturnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Simak: Ketua Apindo Duga Manajemen Sevel Kurang Solid Hadapi Kompetisi

Berita terkait

Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel

27 hari lalu

Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel

McDonald's menjadi sasaran seruan boikot setelah restoran waralaba di Israel tersebut menawarkan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel.

Baca Selengkapnya

Bekas Dirut PT Bukit Asam Dituntut 19 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Kuasa Hukum

47 hari lalu

Bekas Dirut PT Bukit Asam Dituntut 19 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Kuasa Hukum

Bekas Direktur Utama PT Bukit Asam dituntut 19 tahun bui di kasus akuisisi saham yang merugikan negara Rp 162 miliar.

Baca Selengkapnya

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

49 hari lalu

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

PPATK dan KPPU memperkuat kerja sama penanganan kasus pencucian uang di transaksi merger dan akuisisi.

Baca Selengkapnya

Sidang Akuisisi Kontraktor Tambang oleh PTBA, Saksi: SBS Sangat Layak Dibeli

26 Januari 2024

Sidang Akuisisi Kontraktor Tambang oleh PTBA, Saksi: SBS Sangat Layak Dibeli

Sidang dugaan korupsi akuisisi kontraktor tambang oleh PTBA (PT Bukit Asam Tbk) berlanjut di PN Palembang. Konsultan beberkan rencana akuisisi.

Baca Selengkapnya

PLN Catat Penjualan Listrik di 2023 Tumbuh 5,32 Persen

15 Januari 2024

PLN Catat Penjualan Listrik di 2023 Tumbuh 5,32 Persen

PT PLN (Persero) mencatat penjualan listrik pada 2023 mengalami kenaikan menjadi 285,23 terrawatt hour (TWh) atau tumbuh 5,32 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Akuisisi Time Warner oleh AOL, Sejarah Aksi Korporat Terbesar Dunia

10 Januari 2024

Kilas Balik Akuisisi Time Warner oleh AOL, Sejarah Aksi Korporat Terbesar Dunia

Time Warner yang saat itu merupakan rumah bagi Warners, HBO, CNN, TBS, Time Warner Cable, dan majalah Time diakuisisi AOL seharga US $ 182 miliar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Profil Budi Waseso yang Sekarang Jadi Komisaris Utama SIG, Prajogo Pangestu Masih Orang Terkaya Indonesia

6 Desember 2023

Terkini: Profil Budi Waseso yang Sekarang Jadi Komisaris Utama SIG, Prajogo Pangestu Masih Orang Terkaya Indonesia

Mantan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. atau SIG.

Baca Selengkapnya

Terkini: Erick Thohir Buka Suara soal Kabar Terbaru Vale, Kominfo Dapat Opini Wajar Dengan Pengecualian dari BPK

5 Desember 2023

Terkini: Erick Thohir Buka Suara soal Kabar Terbaru Vale, Kominfo Dapat Opini Wajar Dengan Pengecualian dari BPK

Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal kabar terbaru soal divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (IDX: INCO).

Baca Selengkapnya

Kartu Kredit Standard Chartered Bank Bakal Dialihkan ke Bank Danamon Pekan Ini

5 Desember 2023

Kartu Kredit Standard Chartered Bank Bakal Dialihkan ke Bank Danamon Pekan Ini

Bank Danamon Indonesia akan merampungkan akuisisi bisnis ritel Standard Chartered Bank Indonesia pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

TikTok Dikabarkan Bakal Merger dengan GoTo, Ini Respons Menteri Teten

24 November 2023

TikTok Dikabarkan Bakal Merger dengan GoTo, Ini Respons Menteri Teten

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menanggapi soal kabar merger TikTok dengan PT GoTo Gojek Tokopedia.

Baca Selengkapnya