Masuki Revolusi Industri Keempat, Ini Strategi Kemenperin

Reporter

Senin, 15 Mei 2017 07:51 WIB

Airlangga Hartarto. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mempersiapkan empat strategi untuk Indonesia memasuki revolusi industri keempat yang memiliki konsekuensi dibutuhkannya pendekatan dan kemampuan baru untuk membangun sistem produksi yang inovatif dan berkelanjutan. Hal itu disampaikan Airlangga Hartarto di sela agendannya menghadiri World Economic Forum on ASEAN 2017 di Phnom Penh, Kamboja.


“Ketika negara masuk ke Industry 4.0, pertumbuhan industri yang menyeluruh dan berkelanjutan cenderung terjadi. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan empat langkah strategis agar Indonesia mengimplementasikan Industry 4.0,” kata Airlangga lewat siaran pers diterima di Jakarta, Minggu, 14 Mei 2017.


Pertama, menurut Airlangga, pihaknya tengah mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.


“Guna mendukung upaya tersebut, kami juga menginisiasi pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri,” ujarnya.


Pengembangan program ini sekaligus menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia industri dengan target mencapai satu juta orang pada 2019.


Advertising
Advertising

Langkah kedua, yakni pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.


“Program e-smart IKM ini merupakan upaya juga memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0,” imbuhnya.


Ketiga, lanjut Airlangga, pihaknya meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.


“Sistem Industry 4.0 ini akan memberikan keuntungan bagi industri, misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen,” ungkapnya.


Airlangga menyebutkan, sejumlah sektor industri nasional telah memasuki era Industry 4.0, di antaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.


“Misalnya industri otomotif, dalam proses produksinya, mereka sudah menggunakan sistem robotic dan infrastruktur internet of things,” tuturnya.


Kemudian, di industri makanan dan minuman, teknologi Industry 4.0 diterapkan pada pemilihan bahan baku, tetapi untuk proses pengemasannya tetap menggunakan tenaga manusia.


“Jadi kombinasi tersebut masih labour intensive, tidak menggantikan,” tegasnya. Langkah keempat, yang diperlukan adalah inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis.


Upaya ini disebut telah dilakukan Kementerian Perindustrian dengan mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia.


“Pusat pengembangan inovasi tersebut juga akan ditambah dengan Innovation Center milik Apple. Jadi dari seluruh ekosistem ini, kami ingin merajut kebijakan strategis ke depan untuk memacu pertumbuhan dan daya saing industri nasional, termasuk menyiapkan insentifnya,” paparnya.


Di samping itu, Menperin melihat, beberapa industri di ASEAN telah beradaptasi dengan perubahan teknologi dan mengubah sistem produksi untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan ratio pertumbuhan.


“Adopsi yang sukses atas praktik manufaktur tingkat lanjut dapat menstimulasi produksi industri dan pada gilirannya memastikan pertumbuhan dan kemajuan,” ujarnya.


Untuk saling melengkapi antara negara-negara ASEAN berdasarkan ASEAN Economic Community Blueprint 2025, harus mampu mewujudkan ekonomi terintegrasi yang mendukung ketahanan dan pertumbuhan yang tinggi.


“Fasilitasi arus barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil perlu karena sebagai dasar untuk pan-regional production network di dalam ASEAN,” ungkapnya.


Menurut Airlangga, setiap negara ASEAN memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif masing-masing yang menentukan posisi sesuai dalam jaringan produksi regionalnya.


“Spesialisasi merupakan kunci,” tegasnya.


Untuk itu, selain meningkatkan efisiensi dan pengurangan biaya operasional, transformasi digital mampu menjamin kualitas produk.


“Perbaikan di segi digital berpotensi meningkatkan produktivitas dan daya saing, yang juga mengarah pada lahirnya lebih banyak lagi pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan,” imbuhnya.


Selain itu, lanjut Airlangga, penerapan teknologi baru untuk industri manufaktur berkaitan erat dengan sektor logistik.


“Dengan menaruh smart sensors di lini produksi, akan membantu jadi makin efisien karena bisa membantu identifkasi ketika bahan baku tertentu masuk ke pabrik, apa proses selanjutnya dan berapa banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan,” paparnya.


ANTARA

Berita terkait

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

47 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

49 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

28 Desember 2023

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

26 Desember 2023

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

Terpopuler: Dugaan pelanggaran di kasus ledakan smelter nikel milik Cina di Indonesia, Waskita Karya berpotensi lanjutkan PHK karyawan.

Baca Selengkapnya

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

24 Desember 2023

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) minta PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) penuhi hak korban ledakan smelter nikel di Morowali.

Baca Selengkapnya

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

24 Desember 2023

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

Kementerian ESDM mengatakan bahwa pengawasan kepatuhan K3 industri smelter nikel wewenang Kementerian Perindustrian.

Baca Selengkapnya