Pemerintah Bawa Isu Industry 4.0 di WEF on Asean 2017

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 12 Mei 2017 16:19 WIB

Keripik singkong pedas produksi industri rumahan di Pakuhaji, Cimahi, Jawa Barat. Jumat (27/4). Dalam sehari mereka memproduksi 2,5 Ton keripik dan dijual mulai harga Rp 13.000/kg sampai Rp 34.000/kg tergantung tingkat kepedasannya. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengangkat isu Industry 4.0 di World Economic Forum (WEF) on ASEAN 2017 di Phnom Penh, Kamboja.

"Kebijakan industri yang tepat merupakan kunci kesuksesan pembangunan ekonomi suatu negara. Karenanya, kami fokus memformulasikan dan berupaya menciptakan langkah srategis untuk menghadapi tantangan dan peluang saat ini," kata Airlangga lewat siaran pers di Jakarta, Jumat, 12 Mei 2017.

Airlangga menyampaikan hal itu di sela agendannya menghadiri WEF on ASEAN 2017. Menurut Airlangga, Kementerian Perindustrian telah melakukan beberapa kegiatan terpadu, antara lain menyelenggarakan konferensi dan simposium terkait Industry 4.0, membangun program e-smart IKM, berkolaborasi dengan negara-negara lain untuk menyiapkan Industry 4.0 di Indonesia dan menyusun peta jalan untuk mengimplementasikan Industry 4.0.

“Industry 4.0 akan mengubah bisnis tradisional ke arah digitalisasi. Ini tidak bisa dihindari lagi, karena sudah berjalan,” ujarnya.

Baca:
Jalan Trans-Papua Kemungkinan Tersambung Tahun Depan
Pekan Depan, Cina Cairkan Pinjaman Kereta Cepat Rp 13 Triliun
Luhut: Jika Terbukti Merusak, Freeport Harus Perbaiki Lingkungan
Surplus Anggaran AS April 2017 Capai US$ 182 Miliar


Industry 4.0 adalah kombinasi dari beberapa inovasi penting di teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Internet of Things, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.

Untuk membahas lebih dalam mengenai ekonomi digital dan pelaksanaan Industry 4.0, Airlangga melakukan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan yang turut hadir dalam WEF ASEAN 2017.

Menurutnya, upaya ini sekaligus menguatkan konektivitas antara negara-negara di Asia Tenggara.

Misalnya, diskusi dengan Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Janil Puthucheary, terkait rencana pengembangan platform digital bagi indutri kecil dan menengah serta penguatan infrastruktur teknologi modern bagi industri di kedua negara.

Selanjutnya, pertemuan dengan Vice President and the Head of Shire South East Asia, Linda Seah, yang membahas mengenai rencana ekspansi bisnis dari perusahaan farmasi asal Inggris ini termasuk akan mengembangkan pusat inovasi di Indonesia.

“Kami juga melakukan meeting dengan Zafrul Hashim selaku Regional Vice President GRAB untuk membicarakan program Business Process Outsourcing dan program Social Impact untuk penguatan Santripreneur bagi pondok pesantren di Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, Menperin Airlangga menyempatkan bertemu dengan US ASEAN Business Council, membahas mengenai investasi yang akan dilakukan oleh pelaku industri Amerika Serikat di Indonesia. Kemudian, diskusi dengan CEO HSBC Indonesia Sumit Dutta terkait pengembangan kawasan industri baru dan mendorong pertumbuhan industri nasional yang diprioritaskan oleh Kemenperin.

“Ketika menerima dari PTT Global Chemical, kami membahas mengenai peluang-peluang investasi baru di sektor industri petrokimia dan pupuk. Sementara tu, pertemuan dengan pihak Mastercard, kami membahas mengenai digital platform untuk e-payment dan e-money yang dapat dimanfaatkan oleh IKM di Indonesia untuk kemajuan usahanya,” ungkap Airlangga.

WEF ASEAN 2017 berlangsung pada tanggal 10-12 Mei 2017, diikuti sebanyak 700 peserta dari kalangan pebisnis, pemerintahan, perguruan tinggi, LSM, lembaga kesehatan, dan media.

Dari sektor pemerintahan, selain Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, beberapa kepala negara atau pemerintahan lain dijadwalkan hadir, yakni Presiden Filipina Rodrigo Duterte, PM Laos Thongloun Sisoulith, dan PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc. Indonesia diwakili Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.

Mengangkat tema Youth, Technology and Growth, WEF ASEAN 2017 menyoroti jumlah penduduk muda di ASEAN yang melebihi 50 persen dari total populasi ASEAN sebanyak 630 juta jiwa.

Selain itu, forum ekonomi ini juga menaruh perhatian besar pada isu-isu kesehatan, pendidikan, masa depan lingkungan dan sumber daya alam, ketersediaan pangan, investasi, ekonomi digital, serta infrastruktur.

ANTARA

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya