(ka-ki) Farida Dwi Cahyarini (Sekjen Kominfo), AA Gde Puspayoga (Menteri Koperasi dan UMKM), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Said Aqil Siradj (Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama) hadir dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017m Tempo/Fajar Pebrianto
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS berharap para pelaku Kelompok Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (KUMKM) yang ingin naik kelas dalam usaha dapat lebih memperhatikan pengelolaan manajemen keuangan usahanya.
"Artinya, bila sudah naik kelas menjadi usaha kecil, maka pengelolaan keuangan usaha harus diatur dengan lebih baik lagi,” kata Prakoso dalam pesan tertulisnya, Kamis, 11 Mei 2017.
Ia juga menekankan pentingnya pelaku usaha kecil untuk mulai menggeluti pemasaran melalui online atau e-Commerce. Karena dengan memperluas jaringan pemasaran bagi produk yang dihasilkan melalui online akan semakin meningkatkan kinerja usaha mereka. “Jangan pernah menunda-nunda untuk mulai masuk ke dunia pemasaran melalui e-Commerce, karena memang sekarang sudah memasuki era digital,” tuturnya.
Kementerian Koperasi berencana memberikan bantuan pelatihan lainnya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Kementerian koperasi dan UKM tahun 2018. Menurut Prakoso, pelatihan akan menyasar kalangan nelayan, pelaku UKM di sektor kuliner, kerajinan, dan sebagainya. “Targetnya jelas, agar pelaku usaha mikro bisa naik kelas menjadi usaha kecil,” kata dia.
Prakoso menambahkan, pihaknya akan terus melakukan program pendampingan bagi usaha mikro dan kecil, khususnya bagi usaha mikro yang akan naik kelas. Pendampingan tersebut selain menyangkut manajemen mengelola usaha dan pasar online, juga akan diberikan semacam pelatihan mengemas produknya. Karena, salah satu kunci sukses sebuah produk diterima oleh pasar adalah faktor kemasan. “Kemasan produk tak boleh lagi asal-asalan. Produk berkualitas akan semakin bernilai bila unsur kemasan juga menjadi perhatian utama," kata dia.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.