Perdagangan Kalimantan Timur Surplus US Dolar 3,67 Miliar

Reporter

Selasa, 9 Mei 2017 19:22 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan luar negeri di Provinsi Kalimantan Timur periode Januari - Maret 2017 mengalami keuntungan (surplus) sebesar 3,67 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp 47,82 triliun jika rata-rata 1 dolar sama dengan Rp 13.000.

"Surplus sebesar itu diperoleh dari hasil ekspor komoditas ke sejumlah negara tujuan senilai 4,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 55,96 triliun, kemudian dikurangi biaya impor dari negara penghasil senilai 626,49 juta dolar atau setara Rp 8,144 triliun," kata Kepala BPS Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Selasa, 9 Mei 2017.

Menurut dia, perdagangan luar negeri merupakan kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting dalam menunjang pembangunan, karena dari hasil ekspor akan diperoleh devisa yang merupakan sumber pembiayaan pembangunan.


Baca: Kemendag Kerja Sama Promosi Perdagangan dengan Hong Kong


Dari kegiatan impor, akan diperoleh bahan baku atau barang modal yang diperlukan dalam pembangunan baik di daerah maupun untuk kepentingan negara. Ia melanjutkan, komoditas yang diekspor periode Januari-Maret antara lain bahan bakar mineral dengan total senilai 3,98 miliar dolar, berupa migas sebesar 1,08 miliar dolar dan bahan bakar mineral nonmigas yang di dalamnya terdapat batu bara dengan nilai 2,9 miliar dolar.

Selanjutnya ekspor lemak dan minyak hewani atau nabati dengan nilai 113,23 juta dolar, bahan kimia anorganik senilai 78,54 juta dolar, pupuk dengan nilai 36,52 juta dolar, kayu dan barang dari kayu 61,42 juta dolar, dan ekspor bahan kimia organik 16,78 juta dolar.

Negara tujuan ekspor migas dari Kaltim antara lain ke Jepang sebesar 352,8 juta dolar, ke Taiwan senilai 264,16 juta dolar, ke Malaysia sebesar 79,86 juta dolar, ke Korea Selatan sebesar 172,79 juta dolar, dan ekspor migas ke Singapura dengan nilai 76,09 juta dolar.

Simak: Taiwan Bidik Tiga Sektor Perdagangan di Indonesia


Adapun komoditas yang diimpor oleh Kaltim dari sejumlah negara penghasil adalah bahan bakar mineral baik migas maupun nonmigas dengan nilai 451,58 juta dolar, impor mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 76,89 juta dolar, impor karet dan berbagai barang dari karet senilai 13,99 juta dolar.

Kemudian impor kendaraan bermotor dan bagiannya senilai 19,25 juta dolar, impor bahan peledak, produk piroteknik, korek api, paduan piroferik, dan preparat tertentu yang mudah terbakar 8,15 juta, impor pupuk senilai 8,98 juta, impor mesin dan peralatan listrik senilai 13,39 juta.

Negara penghasil nonmigas yang diimpor oleh Kaltim antara lain dari Singapura 28,46 juta dolar, dari Tiongkok 30,41 juta dolar, dari Jepang 22,17 juta dolar, dari Amerika Serikat 20,16 juta dolar, dari Philipina 4,23 juta dolar, Jerman 11,74 juta dolar, Prancis 8,13 juta dolar, Australia 9,51 juta dolar, dan impor nonmigas dari Sweden senilai 6,24 juta dolar.

"Sedangkan sejumlah negara penghasil migas yang komoditinya diimpor oleh Kaltim antara lain berasal dari Nigeria senilai 185,42 juta dolar, dari Korea Selatan senilai 82,89 juta dolar, dari India 6,38 juta dolar, dari Singapura 12,99 juta dolar, dan impor dari Tiongkok senilai 5,16 juta dolar," kata Habibullah.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

1 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

2 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

3 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

6 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

6 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini, Selasa, 23 April 2024 merosot turun hingga Rp 18 ribu dari harga di perdagangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya