Nelayan bongkar muat hasil tangkapan ikan di sekitar kawasan Teluk Jakarta di pemukiman nelayan Muara Angke, Jakarta, 19 April 2016. Hasil tangkapan ikan terlihat melimpah saat gambar ini diambil. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pola hidup nelayan sebetulnya tidak memicu kanker. Namun lokasi yang kumuh dan kotor bisa menjadi pemicu berkembangnya kanker. "Saya rasa sih selama nelayannya makan ikan yang ditangkap, tidak dijual semua, pasti sehat," ujarnya di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta, Minggu, 7 Mei 2017.
Meski tak memiliki potensi besar, Susi mengatakan pemeriksaan dini perlu dilakukan. Kanker bukan penyakit yang diturunkan dan menular. Namun Susi mengingatkan kanker bisa berakibat fatal. "Satu-satunya cara melawan kanker adalah dengan pencegahan dini," kata dia.
Susi mengingat salah seorang nelayan yang pernah ia bantu April 2017 yaitu Dudung, 20 tahun. Dudung merupakan nelayan Bajo asal Desa Mola, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ia menderita kanker tulang sejak dua tahun lalu. Kakinya membengkak. Dudung tak bisa lagi melaut.
Susi pun membawanya terbang ke Jakarta untuk berobat. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tumor di kakinya sudah merusak jaringan dalam tulang kaki. Dudung pun harus diamputasi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan pun menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI) untuk memberikan pemeriksaan dini gratis untuk masyarakat nelayan. Tim medis memberikan layanan pemeriksaan kanker serviks untuk wanita, kanker paru-paru untuk pria, dan kanker retinoblastoma untuk anak-anak.
Selain pemeriksaan, masyarakat nelayan juga diberikan penyuluhan. Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardijanto mengatakan edukasi kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat nelayan. "Mereka sudah cukup lama terpinggirkan," katanya.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Rifky menyebut rumah tangga nelayan turun 50 persen akibat banyaknya orang yang meninggalkan profesi nelayan. Peningkatan kualitas hidup nelayan dinilai perlu dilakukan agar jumlah nelayan kembali meningkat dengan memperhatikan juga kebutuhan kesehatan nelayan.
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
8 hari lalu
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.