Kepala BPS Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Lebih Baik

Reporter

Editor

Setiawan

Selasa, 2 Mei 2017 21:00 WIB

Ketua Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto (tengah) menyampaikan rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 di Kantor Pusat BPS, Jakarta, 7 November 2016. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan kondisi ekonomi Indonesia tahun ini masih menjanjikan. Perekonomian nasional dinilai tidak begitu terpengaruh oleh situasi ekonomi global yang diperkirakan tumbuh tidak setinggi yang diharapkan.

"Ada kenaikan harga komoditas meskipun kita perlu waspada terhadap masalah eksternal," kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, dalam konferensi persnya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Membaik Didukung 3 Faktor Ini

Menurut Kecuk, pemerintah harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi Cina. Dengan komposisi ekspor ke Cina yang mencapai 25 persen, ekonomi Indonesia akan terpengaruh apabila ekonomi Cina melambat. "Tapi saya yakin 2017 lebih
bagus dari 2016," katanya.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 mencapai 5,02 persen. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai 4,88 persen.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen. Adapun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2017 berada di kisaran
5,1-5,3 persen.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2017 lebih baik dibanding proyeksi. Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi pada kuartal I hanya
tumbuh 4,99 persen.

"Pertumbuhannya tidak terlalu ambisius, tapi, ya, masih tinggi. Rasanya mendekati 5,1 persen," katanya dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2016 di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 April 2017.

Simak: Di Depan Pebisnis Hong Kong Jokowi Pamer Keberhasilan Reformasi

Menurut Darmin, pada kuartal I, harga komoditas ekspor, terutama hasil perkebunan, seperti karet dan kelapa sawit, membaik. "Itu akan ditransmisikan menjadi kenaikan penghasilan di Sumatera, Kalimantan, dan pulau lain," ucapnya.

Dengan begitu, Darmin menilai pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal I adalah peran ekspor dan impor yang lebih positif serta konsumsi yang relatif membaik. "Ada satu lagi. Tahun lalu, panen bergeser ke kuartal II. Tahun ini,
panen balik ke kuartal I," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

11 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya