TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memaparkan sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk mereformasi ekonomi saat bertemu dengan para pebisnis Hong Kong. Dia mengajak para pebisnis Hong Kong untuk meningkatkan investasi mereka di Indonesia.
"Bagi Indonesia, kami ingin tetap berfokus. Fokus kami saat ini adalah reformasi," kata Jokowi di acara pertemuan yang digelar di Grand Ballroom Hotel Conrad, Hong Kong, sebagaimana rilis yang disampaikan Kepala Biro Media Pers dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Senin, 1 Mei 2017.
Jokowi mencontohkan reformasi dilakukan saat mulai menjabat sebagai Presiden pada Oktober 2014 lalu. Saat itu dirinya melakukan pengurangan dan realokasi subsidi bahan bakar minyak. Sebesar 80 persen subsidi tersebut dialihkan untuk hal-hal lain yang dirasakan lebih bermanfaat.
Baca: Jokowi Dorong Kerja Sama Ekonomi dengan Hong Kong
"Ini nilainya sekitar USD 15 miliar per tahun fiskal, untuk kemudian kami alokasikan ke layanan kesehatan, pendidikan, dan utamanya pembangunan infrastruktur," kata Jokowi.
Pemerintah juga mencanangkan program pembangunan infrastruktur proyek listrik 35 gigawatt, 1.000 kilometer jalan tol, 3.258 kilometer jalur kereta api, 15 bandara baru, 10 pengembangan bandara yang ada, serta 24 pelabuhan baru dan pengembangan pelabuhan yang ada.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan kepada para hadirin mengenai penghapusan sekitar tiga ribuan peraturan daerah yang mempersulit investasi. Demikian juga dengan kebijakan pengampunan pajak, yang kemudian menjadi salah satu kebijakan pengampunan pajak tersukses sepanjang sejarah.
Berkat sejumlah upaya itu, kata Jokowi, pada 2016 Indonesia memperbaiki peringkat di indeks kemudahan berusaha (ease of doing business) Bank Dunia sebanyak 15 peringkat, yakni dari peringkat 106 ke peringkat 91. Jokowi menambahkan bahwa target selanjutnya adalah Indonesia berada pada posisi 40 besar dalam daftar tersebut.
Dengan sejumlah upaya dan capaian pemerintah tersebut, kata Jokwi, tersedia banyak peluang investasi di Indonesia. Pembangunan infrastruktur yang terus digencarkan pemerintah hingga sekarang mampu menjadikan sejumlah wilayah Indonesia semakin terhubung. Ini tentu saja membuat peluang di sektor pariwisata akan semakin besar.
Baca: Jokowi ke Hong Kong, Thomas Lembong Jelaskan Misinya
"Anda semua tahu Bali, pulau surga kami yang terkenal itu. Dengan akses infrastruktur yang semakin baik, kami telah meluncurkan sebuah program yang disebut 'Sepuluh Bali Baru'. Seperti misalnya Raja Ampat di Papua, Mandalika di Lombok, dan Pulau Komodo," kata Jokowi.
"Anda mungkin ingin segera membeli properti di sana sebelum Li Ka-shing membeli semuanya dan harganya juga menjadi naik," kata Jokowi menyebut pebisnis Hong Kong terkenal yang juga hadir dalam pertemuan itu.
Jokowi mengaatakan dirinya melihat peluang yang luar biasa bagi industri keuangan Hong Kong di Indonesia. "Saya percaya, di Asia, pembiayaan infrastruktur akan menjadi peluang pasar modal terbesar selama beberapa dekade ke depan," ujar Jokowi.
Dia pun berharap agar para investor Hong Kong tertarik untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Ia juga meyakinkan bahwa pihaknya akan senantiasa melakukan perbaikan dari segala sisi untuk semakin menjadikan Indonesia sebagai negara ramah investasi. "Kami di Indonesia akan terus menyambut Anda dengan reformasi yang lebih kuat dan kemajuan yang lebih cepat dari sebelumnya," kata Jokowi.
AMIRULLAH SUHADA