DPR Beri Catatan Evaluasi Program Cetak Sawah Pemerintah

Reporter

Rabu, 26 April 2017 18:01 WIB

Hamparan sawah menguning saat panen padi di daerah terdampak genangan Waduk Jatigede, Desa Cibogo, Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 7 Agustus 2015. Kemarau panjang akibat dampak El Nino diprediksikan bakal mempengaruhi stok beras di masa paceklik di awal tahun depan. Idealnya Bulog memiliki stok 2,5 juta ton beras pada akhir tahun. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian bersama dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hari ini menggelar rapat panitia kerja membahas tentang program cetak sawah dan perluasan lahan pertanian.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Pending Dadih Pemana pun memaparkan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program selama ini. "Pertama tentang konstruksi bagi wilayah dengan hamparan sempit membuat mobilisasi alat berat jadi tinggi, dan perlu ditetapkan cetakan sawah yang dilihat dari sisi ekonomis dan produksi," katanya, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 26 April 2017.

Pending melanjutkan sebagai evaluasi pemanfaatan program, partisipasi petani juga harus ditingkatkan agar manfaat program dapat terasa lebih optimal. Kemudian, sinergi antar unit kerja dalam program ini juga harus terus dibangun, khususnya untuk memberikan pembinaan yang berkelanjutan. "Perlu dilakukan evaluasi pasca cetak sawah sebagai umpan balik."

Baca: DPR Gelar Rapat Bahas Perluasan Lahan Pertanian

Menurut Pending, secara umum kualitas teknis cetak sawah sudah memenuhi standar, yaitu dibuatnya terasering dan galengan. Namun, percetakan sawah masih belum sepenuhnya mencakup irigasi di jalan usaha tani, terlebih jika sumber air jauh dari area lahan. "Untuk kualitas hasil padi pada umumnya baik dengan IP 2 dan produktivitas 3 ton per hektar."

Dia mengatakan hambatan utama dalam peningkatan produksi adalah ketersediaan air, kualitas tanah, dan hama. Kualitas kelompok tani juga dinilai perlu ditingkatkan, terlebih Pending mengungkapkan adanya kendala perubahan struktur organisasi di daerah. Sehingga, komunikasi dan intensitas koordinasi dengan daerah terhambat. "Kami mengharapkan perbaikan, saran, dan utamanya dengan keberlanjutan percetakan sawah masing-masing daerah," ucapnya.

Setelah mendengarkan hambatan dan evaluasi program cetak sawah yang disampaikan pemerintah, anggota dewan pun bergantian memberikan tanggapan dan catatannya. "Seolah-olah di sini terlihat tidak adanya efektivitas dan mengarah kepada dinas, lalu cetak sawah ini kan termasuk menyiapkan lahan yang berkualitas untuk merangsang petani," kata Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron.

Simak: Angkasa Pura II Datangkan Skytrain Soekarno-Hatta dari Korea

Selanjutnya, Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golkar, Azhar Romli mempertanyakan tentang program cetak sawah yang masih belum merata atau masih sedikit realisasinya di beberapa daerah. Dia meminta pemerintah membuat prioritas dalam program ini. "Harus ada pemetaan yang disesuaikan dengan potensi daerah, kalau ingin meningkatkan suplai yang potensial harus didorong," ujarnya.

Kemudian, Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Nasyit Umar menyoroti perihal anggaran yang diberikan di setiap daerah. "Apakah anggaran di semua daerah sama Rp 16 juta per hektar, padahal vegetasi itu kan beda-beda," katanya.

Simak: BKPM: Realisasi Investasi Kuartal I 2017 Capai Rp 165,8 Triliun

Lalu untuk anggaran 2017 ini, Nasyit meminta pemerintah mulai memberikan laporan berkala tentang lokasi dengan survei investigasi desain yang telah siap. "Kalau survei investigasi desain sudah siap baru bisa dilaksanakan, kami harap laporkan dulu agar pelaksanaan sesuai."

Anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hermanto pun meminta Kementerian Pertanian menjelaskan secara rinci kendala yang menjadi penyebab program ini belum sepenuhnya terealisasi. "Apa kendalanya, kenapa pelaksanaannya belum 100 persen, Dirjen perlu melakukan pendalaman apakah ada faktor lain seperti anggaran atau pelaksanaan yang sulit."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

3 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

3 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

4 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

4 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

4 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya