Indonesia Masih Jadi Primadona Investasi Amerika Serikat

Reporter

Jumat, 21 April 2017 14:33 WIB

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersalaman dengan Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslani (kiri) disaksikan Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kiri), sementara Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kanan) bersalaman dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (ketiga kanan) disaksikan Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kanan) usai membuka Business Summit dalam rangkaian KTT IORA ke-20 tahun 2017 di JCC, Jakarta, 6 Maret 2017. ANTARA/IORA SUMMIT 2017/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, batalnya Amerika Serikat bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP) berdampak positif bagi Indonesia. Dengan demikian Amerika Serikat akan memfokuskan diri di bidang kerjasama dua negara atau bilateral untuk memberikan keuntungan kedua negara.

"Jadi walaupun kita mau bawa investasi masuk ke Amerika dan mau meningkatkan lebih banyak lagi ekspor dari Amerika, kita juga ingin mengembangkan impor dari market-market lain ke indonesia, seperti yang mereka sebutkan. Target kita harus segera fokus di bilateral agreement," kata Shinta Sukamdani di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Jumat, 21 April 2017.

Hari ini, Jumat 21 April 2017, berlangsung perjanjian dan penandatanganan kerjasama antara pihak Amerika Serikat dengan Indonesia. Wakil Presiden Amerika Serikat Michael Richard Pence atau Mike Pence mengumumkan 11 transaksi investasi bernilai besar, yakni lebih dari US$ 10 miliar. Investasi ini dilakukan antara perusahaan AS dan Indonesia.

Baca: Presiden Jokowi dan Wapres AS Bahas Investasi dan Perdamaian

Kerjasama tersebut mayoritas dalam bidang energi dan pertahanan. Yakni meliputi penandatanganan antara Exxon Mobil Corporation yang memasok gas alam cair, General Electric Co yang membangun infrastruktur listrik dan Lockheed Martin Corp. yang menyediakan teknologi untuk jet tempur F-16.

Baca: Bertemu Jokowi, Mike Pence Bicara Terorisme dan Laut Cina Selatan

Menurut Shinta, banyaknya investasi Amerika Serikat di Indonesia di bidang energi karena memang pemain-pemain perusahaan energi sudah mendunia. Adapun ExxonMobil telah sejak lama berinvestasi di Indonesia sehingga mereka telah mengetahui area.

"Opportunity base mereka masih banyak di area itu walaupun sekarang udah mulai membuka ke hal-hal sektor lain, tapi dengan sumber daya yang ada di Indonesia, dengan pengembangan infrastruktur di Indonesia juga, dengan sendirinya banyak emang ke arah energi," kata Shinta.

Meski demikian, dengan melihat kesempatan yang ada Shinta optimistis Indonesia dapat membuka peluang baru untuk dikerjasamakan dengan Amerika Serikat seperti misalnya di bidang industri kreatif, salah satunya film. "Jadi sebenarnya hal-hal lain udah mulai didevelop, tapi memang tadi tak disebutkan," ucap Shinta.

DESTRIANITA

Berita terkait

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

18 jam lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

22 jam lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

4 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

5 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

10 hari lalu

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

Apple sudah berencana memproduksi iPhone di India dan MacBook di Thailand, guna melepas ketergantungan terhadap manufaktur Tiongkok.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

12 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

17 hari lalu

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyatakan penyusunan RAPBN harus dilakukan secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga wajib mematuhi disiplin fiskal.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi

19 hari lalu

Kadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi

Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyebut pengusaha harus transparan jika tak dapat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pekerja.

Baca Selengkapnya

Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

31 hari lalu

Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

Kecurangan di SPBU Pertamina kembali terungkap. Setelah switch dispenser untuk kurangi takaran yang disebut tuyul dan Pertalite dicampur air, kini....

Baca Selengkapnya

Kadin: Potensi Perputaran Uang Selama Libur Lebaran Capai Rp 157,3 Triliun

31 hari lalu

Kadin: Potensi Perputaran Uang Selama Libur Lebaran Capai Rp 157,3 Triliun

Kadin Indonesia memprediksi adanya kenaikan perputaran uang selama libur Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024 dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya