Produksi RIG Pertamina Drilling Services Capai 48,3 Persen

Reporter

Jumat, 14 April 2017 00:00 WIB

Petugas memeriksa pipa gas di Onshore Receiving Facilities (ORF) milik PT Pertamina Gas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 26 Februari 2016. Fasilitas yang beroperasi sejak 1993 tersebut menyalurkan 320 juta kaki kubik gas per hari. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) mencatat produktivitas rig mencapai 48,3 persen di sepanjang tahun lalu. Capaian produksi ini naik 11 persen dibandingkan dengan 2015 yang sempat mencapai 43,4 persen.


Tren kinerja PDSI pada 2016 mengalami rebound setelah sempat jatuh sebagai dampak kelesuan industri karena harga minyak mentah yang masih volatile. Lelin mengatakan hal tersebut berpengaruh positif terhadap laba bersih perusahaan.


Laba bersih PDSI meningkat dari semula US$ 2,6 juta pada 2015 menjadi US$ 8,7 juta pada 2016. Di sisi lain, hal yang cukup membanggakan adalah penurunan angka TRIR dari semula 0,98 menjadi 0,53.


Presiden Direktur PDSI Lelin Eprianto mengatakan pihaknya melakukan berbagai terobosan penting untuk tetap mempertahankan pertumbuhan usaha di tengah lesunya industri minyak dan gas bumi global.


“Dengan pencapaian itu, PDSI optimistis terhadap prospek bisnis perusahaannya dengan terus melakukan investasi rig baru. Ini tentu sangat membanggakan karena PDSI tetap tumbuh kendati kondisi harga minyak mentah masih di level yang rendah,” kata Lelin, Rabu, 12 April 2017.


Advertising
Advertising

Lelin mengatakan PDSI terus melakukan berbagai terobosan penting untuk bisa bertahan bahkan tetap mempertahankan pertumbuhan. Beberapa terobosan yang dilakukan di antaranya penggunaan rig dengan teknologi robot yang memiliki produktivitas serta dengan kehandalan dan standard safety yang tinggi.


Dengan penggunaan rig berteknologi terbaru (rig walking dan skidding), perpindahan rig dapat dilakukan dengan cepat sehingga lebih efisien dan produktif. Terobosan lainnya adalah pemanfaatan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang berhasil menghemat sekitar 7 persen dari biaya material.


“PLB sangat berperan untuk efisiensi bagi PDSI. Dengan PLB, barang yang semula kami datangkan dari Amerika Serikat, harus mampir dulu ke Dubai maupun Singapura, walaupun Singapura bukan produsen migas. Dengan PLB, cost of material turun sekitar 6 persen-7 persen.”


PDSI merencanakan investasi sebesar US$ 45,73 juta dengan 78,1 persen pada tahun 2017. Dana ini akan dikucurkan untuk pengadaan peralatan pemboran dan untuk pengembangan bisnis dan peralatan Health Safety Security and Environment.


BISNIS.COM

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya