Pialang saham F. Hill Creekmore, saat melihat pergerakan pasar saham di monitor di Bursa Efek New York, 24 Agustus 2015. Bursa saham Wall Street di New York anjlok selama lima hari berturut-turut menyusul turunnya pasar saham di Eropa dan Asia. AP/Richard Drew
TEMPO.CO, Jakarta -Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 12 April 2017. Bursa Wall Street tertekan oleh kekhawatiran geopolitik dan komentar Presiden Donald Trump pada dolar AS dan suku bunga.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 59,44 poin atau 0,29 persen ke 20.591,86, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 8,85 poin atau 0,38 persen ke 2.344,93.
Kemarin, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara Wall Street Journal bahwa dolar terlalu kuat, meskipun ia juga mengatakan ia ingin melihat suku bunga tetap rendah.
Dolar AS, yang telah meningkat bersamaan dengan prospek kenaikan suku bunga acuan, membebani keuntungan perusahaan multinasional AS saat menguat. "Pasar tidak suka ketidakpastian," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel, seperti dikutip Reuters.
Investor mencari perlindungan di saham-saham defensif dan aset berisiko rendah lainnya. Adapun sektor sektor industri dan bahan baku menjadi salah satu pendorong terbesar di pasar bersamaan dengan sektor finansial, sedangkan utilitas, bahan polok dan telekomunikasi menguat.
Meningkatnya ketegangan AS dengan Rusia, Korea Utara dan Suriah setelah serangan rudal di luar AS di Suriah pekan lalu dan mendekatnya kapal perang AS ke Semenanjung Korea telah membuat investor berhati-hati.
Investor khawatir perkembangan ini dapat mengalihkan perhatian Trump dari mengejar kebijakan pro-bisnis seperti pemotongan pajak, deregulasi dan peningkatan belanja infrastruktur.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.