Trump Komentar Soal Dolar, Bursa Wall Street Memerah

Reporter

Kamis, 13 April 2017 08:39 WIB

Pialang saham F. Hill Creekmore, saat melihat pergerakan pasar saham di monitor di Bursa Efek New York, 24 Agustus 2015. Bursa saham Wall Street di New York anjlok selama lima hari berturut-turut menyusul turunnya pasar saham di Eropa dan Asia. AP/Richard Drew

TEMPO.CO, Jakarta -Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 12 April 2017. Bursa Wall Street tertekan oleh kekhawatiran geopolitik dan komentar Presiden Donald Trump pada dolar AS dan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 59,44 poin atau 0,29 persen ke 20.591,86, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 8,85 poin atau 0,38 persen ke 2.344,93.

Baca: Saham-Saham Wall Street Ditutup Melemah

Kemarin, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara Wall Street Journal bahwa dolar terlalu kuat, meskipun ia juga mengatakan ia ingin melihat suku bunga tetap rendah.

Dolar AS, yang telah meningkat bersamaan dengan prospek kenaikan suku bunga acuan, membebani keuntungan perusahaan multinasional AS saat menguat. "Pasar tidak suka ketidakpastian," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel, seperti dikutip Reuters.

Baca: Wall Street Menguat di Tengah Data Pekerjaan Positif

Investor mencari perlindungan di saham-saham defensif dan aset berisiko rendah lainnya. Adapun sektor sektor industri dan bahan baku menjadi salah satu pendorong terbesar di pasar bersamaan dengan sektor finansial, sedangkan utilitas, bahan polok dan telekomunikasi menguat.

Meningkatnya ketegangan AS dengan Rusia, Korea Utara dan Suriah setelah serangan rudal di luar AS di Suriah pekan lalu dan mendekatnya kapal perang AS ke Semenanjung Korea telah membuat investor berhati-hati.

Investor khawatir perkembangan ini dapat mengalihkan perhatian Trump dari mengejar kebijakan pro-bisnis seperti pemotongan pajak, deregulasi dan peningkatan belanja infrastruktur.

BISNIS.COM

Berita terkait

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

36 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Kata OJK Soal Evaluasi Perdagangan Bursa Karbon

2 Oktober 2023

Ini Kata OJK Soal Evaluasi Perdagangan Bursa Karbon

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara perihal evaluasi perdagangan bursa karbon selama pekan pertama usai peluncuran.

Baca Selengkapnya