Sejumlah pengunjung memperhatikan sistem kepemilikan rumah dan apartemen dalam acara Indonesia Property Expo (IPEX) 2017, di Jakarta, 18 Februari 2017. Bank BTN menggenjot penyaluran KPR 2017 hingga Rp2,5 triliun, dalam upaya meningkatkan penyaluran KPR Bank BTN sebesar 40 persen hingga tahun 2019. TEMPO/Fajar Januarta
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Consumer Banking PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Handayani menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tahun ini sebesar 20-23 persen. Hingga akhir 2016, penyaluran KPR BTN tumbuh sekitar 24 persen.
"Tahun ini harapannya secara kontinyu pertumbuhan pembiayaan kami terus tumbuh di kisaran itu, baik dari sisi konstruksi maupun KPR. Untuk posisi kuartal pertama, tunggu saja rilis Senin mendatang," kata Handayani di Menara BTN, Jakarta Pusat, Rabu, 12 April 2017.
Handayani berujar, pertumbuhan KPR pada kuartal pertama 2017 meningkat. Namun, dengan kondisi perekonomian saat ini, permintaan belum naik secara signifikan. "Karena orang masih wait and see. Kedua, tax amnesty baru selesai Maret ini. Ini kan bagian dari investasi. Tentu dibutuhkan timing yang tepat," ucapnya.
Menurut Handayani, meskipun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, permintaan akan KPR, khususnya yang bersubsidi, cukup tinggi. "Tapi suplai kurang. Rumahnya belum tersedia. Awal tahun kan musim hujan cukup deras. Itu mempengaruhi penyelesaian rumah untuk KPR subsidi," tuturnya.
Dengan belum rampungnya pembangunan rumah untuk KPR subsidi, menurut Handayani, BTN tidak bisa melakukan akad karena akad kredit hanya bisa digelar setelah rumah selesai dibangun. "Jadi, kalau dilihat dari gerakannya, mungkin nanti di kuartal kedua dan kuartal ketiga kami baru bisa melihat pertumbuhan yang signifikan," katanya.