Bunga The Fed Naik, BI Diprediksi Pertahankan 7 Days Repo Rate  

Reporter

Kamis, 16 Maret 2017 10:41 WIB

Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate di level 4,75 persen meskipun Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan tadi malam. BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Maret 2017 pada siang hari ini.

Ekonom Bahana Sekuritas, Fakhrul Fulvian, mengatakan BI belum perlu merespons kenaikan Fed Fund Rate dengan serta-merta menaikkan 7 Days Repo Rate. Pasalnya, inflasi di dalam negeri diperkirakan masih akan berada dalam target BI antara 4 plus minus 1 persen sepanjang tahun ini meskipun masih dibayangi rencana pemerintah menaikkan kembali tarif listrik.

''Kenaikan suku bunga The Fed kali ini tidak akan terlalu membahayakan pasar dan perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,'' kata Fakhrul dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Maret 2017.

Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga, Analis Saham: Tak Perlu Panik

Menurut dia, arus modal ke pasar obligasi juga diperkirakan masih akan mengalir seiring dengan ekspektasi adanya kemungkinan S&P menaikkan rating investasi Indonesia dalam waktu dekat.

Fakhrul berujar fundamental Indonesia yang masih menunjukkan pemulihan ekonomi juga tercermin pada stabilitas nilai tukar rupiah serta perbaikan neraca perdagangan dan perekonomian, yang diperkirakan belum akan tumbuh signifikan pada kuartal pertama 2017. "Hal ini akan menjadi pertimbangan utama bank sentral dalam mempertahankan suku bunga tetap sebesar 4,75 persen pada bulan ini," ujarnya.

Simak: The Fed Naikkan Suku Bunga untuk Menahan Inflasi

Fakhrul melanjutkan, hingga akhir tahun lalu, kredit perbankan juga masih tumbuh hingga 7,9 persen (year on year). Dan tahun ini pertumbuhan kredit perbankan ditargetkan mencapai 10-12 persen.

Fakhrul menambahkan, untuk mendorong perbankan lebih agresif menyalurkan kredit, BI sebenarnya sudah bisa mengeluarkan aturan yang lebih rinci tentang rencana pembayaran giro wajib minimum (GWM) secara rata-rata atau teknikal atau disebut GWM Averaging. "Sehingga bank lebih fleksibel dalam mengatur likuiditasnya," kata dia.

Simak: Hari Ini RUPS Pertamina, di Sini Direktur Utama Baru Diputuskan

Perbankan yang lebih aktif menyalurkan kredit, kata Fakhrul, akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. BI memperkirakan ekonomi domestik masih dapat tumbuh di kisaran 5-5,4 persen sepanjang tahun ini.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya