Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi mengalami koreksi singkat pada perdagangan hari ini pasca-keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya.
"Ada potensi koreksi singkat sebelum melanjutkan uptrend menuju 5.500 pasca-breakout 5.420," ujar Analis Samuel Sekuritas, Muhamad Makky Dandytra, dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Maret 2017.
Makky menuturkan koreksi itu perlu diwaspadai karena kemungkinan bisa membawa IHSG kembali ke level 5.400. "Penurunan di bawah 5.400 berpotensi membatalkan uptrend," kata dia.
Makky melanjutkan, sektor saham pilihan hari ini di antaranya poultry atau peternakan, media, serta perbankan dan mineral. "Baik yang middle maupun small capital." Sedangkan sektor lain yang dapat dipertimbangkan untuk bottom fishing, antara lain otomotif, retail, telekomunikasi, dan perbankan dengan big capital.
The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 0,75 persen menjadi 1 persen, Rabu waktu setempat, 15 Maret.
Seperti dilansir dari Reuters, kenaikan itu merupakan kedua kalinya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Pengambilan keputusan itu di antaranya didorong pertumbuhan ekonomi Amerika yang stabil, data lapangan pekerjaan yang membaik, serta keyakinan angka inflasi akan mencapai target yang disasar The Fed sebesar 2 persen.
Kenaikan suku bunga acuan lanjutan disebut akan dilakukan secara bertahap. Pada tahun ini, The Fed memandang akan menaikkan Fed Fund Rate dua kali lagi dan tiga kali pada 2018 mendatang.
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
3 Oktober 2023
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini diakibatkan semakin menguatnya perekonomian negara Paman Sam tersebut.