Menteri Luhut Klaim Utang Pemerintah Jokowi Jauh Lebih Baik  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Jumat, 17 Februari 2017 02:03 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat menjadi inspektur upacara dalam perayaan HUT ke-71 RI oleh Kementerian Korodinator Bidang Kemaritiman di gedung BPPT, 17 Agustus 2016. ISTIMEWA

TEMPO.CO, Makassar - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan nilai utang luar negeri Indonesia memang meningkat. Namun hal itu tak masalah selama bernilai positif, yakni untuk pembangunan. Apalagi negara-negara maju di dunia juga banyak memiliki utang di luar negeri.

"Yang penting utang itu harus berkualitas, misalnya ditujukan untuk membangun pelabuhan, bukan malah digunakan untuk subsidi bahan bakar minyak dan lainnya," kata Luhut di hadapan peserta forum Indonesian National Shipowners Association (INSA) 2017 di Hotel Grand Clarion, Makassar, Kamis, 16 Februari 2017.

Menurut Luhut, saat ini tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla cukup bagus. Semua itu tak terlepas dari program-program pemerintah yang memiliki terobosan baru, seperti dana desa sekitar Rp 1 miliar per desa tahun ini. “Kemungkinan tahun depan bisa saja bertambah lagi penyaluran dana desanya," tutur mantan Kepala Staf Kepresidenan ini.

Baca: Desember 2016, Rasio Kecukupan Modal Perbankan 22,7 Persen

Luhut menjelaskan, langkah ini dilakukan pemerintah untuk menggenjot infrastruktur yang ada di desa-desa. Sehingga, dengan kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masuk tiga besar terbaik di Asia bersama Cina dan India.

Luhut mengatakan tata kelola pemerintahan Jokowi-Kalla jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Sebab, ia menilai sosok Jokowi sangat proaktif. "Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, tata kelola pemerintahan malah jauh lebih baik. Jadi tidak ada itu yang disebut buruk. Memangnya kalau ada yang bilang tidak baik itu apanya?" ujar Purnawirawan TNI ini.

Bahkan, dia menegaskan, Presiden Jokowi selalu mengecek kinerja menteri-menteri dan turun ke lapangan. Sehingga para menteri tak bisa bermain-main lantaran Presiden Jokowi paham betul hal seperti itu.

Baca: BEI Catat Total Emisi Obligasi Capai Rp1,56 Triliun

Selain itu, Luhut menambahkan, selama kepemimpinan Jokowi, komunikasi antara Presiden dan menteri-menteri berjalan sangat baik. "Hampir tiap pekan para menteri bertemu dengan Presiden membahas kinerja. Jadi tidak ada menteri tidak ketemu Presiden dalam hitungan sebulan, begitu juga sebaliknya," ucapnya.

Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total nilai utang pemerintah pusat sampai Desember 2016 mencapai Rp 3.466,96 triliun. Realisasi utang ini melonjak Rp 301,83 triliun dibanding periode 2015 sebesar Rp 3.165,13 triliun.

DIDIT HARIYADI

Berita terkait

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

27 hari lalu

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

Presiden Joko Widodo tak menyangkal ada kekurangan membayar pemerintah kepada PT Pupuk Indonesia (Persero) soal utang pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

55 hari lalu

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, yakin utang pemerintah mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024 masih tergolong aman.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

58 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

59 hari lalu

Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

NASA dalam foto satelitnya menyoroti deforestasi yang terjadi di IKN.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

1 Maret 2024

Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

Utang pemerintah di era Jokowi menembus rekor tertinggi, mencapai Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat

1 Maret 2024

Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat

Anggota Komisi XI DPR, Ecky Awal Mucharam, menyoroti utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024 yang disebut aman oleh Kementerian Keuangan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB

1 Maret 2024

Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB

Kemenkeu menyebutkan utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun masih dalam rasio aman, karena di bawah ambang batas 60 persen PDB. Bagaimana pendapat ekonom?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dana BOS untuk Biayai Program Makan Siang Gratis Prabowo, Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta Utang Pemerintah

1 Maret 2024

Terpopuler: Dana BOS untuk Biayai Program Makan Siang Gratis Prabowo, Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta Utang Pemerintah

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 29 Februari 2024 dimulai dari sumber pos anggaran untuk membiayai program makan siang gratis pada 2025.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Ekonom: Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta

29 Februari 2024

Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Ekonom: Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta

Ekonom Celios Bhima Yudhistira memperkirakan beban utang yang ditanggung warga, dari utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024

Baca Selengkapnya