Presiden Joko Widodo menunjukkan sebuah pakaian hasil pemberian salah seorang pedagang pasar tradisional yang diundang untuk makan siang bersama di Istana Negara, Jakarta, 3 September 2015. Jokowi mengundang 103 pedagang dari 19 pasar tradisional di Jakarta. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta agar ada penyempurnaan sistem Kredit Usaha Rakyat (KUR). Upaya ini dilakukan untuk memperluas akses permodalan bagi masyarakat lapisan terbawah.
"Saya minta dilakukan penyempurnaan sistem KUR sehingga memberi akses permodalan yang luas bagi sektor mikro, kecil, dan menengah," kata Jokowi, Selasa, 7 Februari 2017, saat membuka rapat terbatas tentang kebijakan pemerataan di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Jokowi mengatakan, ke depan, KUR perlu dirancang dengan skema-skema khusus. Sebab, saat ini, dia melihat tujuan dan skema KUR masih bersifat umum.
Dalam kebijakan pemerataan yang ingin dicapai, pemerintah akan melakukan redistribusi lahan, perluasan akses permodalan. Selain itu meningkatkan pendidikan dan keterampilan, terutama bagi kelompok masyarakat lapisan terbawah.
Terkait dengan pendidikan dan keterampilan, Jokowi mengatakan harus dilakukan pembalikan piramida. Sebab, kualifikasi tenaga kerja saat ini mayoritas masih berpendidikan SD dan SMP. Piramida ini harus diubah menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil. "Artinya, kita perlu melakukan perombakan total terhadap sistem pendidikan, pelatihan vokasi," kata Jokowi.
Pembalikan piramida itu bertujuan agar pelatihan lebih fokus terhadap penyiapan SDM di sektor unggulan, misalnya maritim, pertanian, pariwisata, dan industri kreatif.