Anak Usaha Pelindo II Ini Segera Melantai di Bursa

Reporter

Minggu, 5 Februari 2017 21:13 WIB

Dirut Pelindo II Elvyn G Masassya dalam media gathering PT Pelindo II di Hptel Hilton Bandung, 3 Februari 2017. TEMPO/DWI RENJANI

TEMPO.CO, BANDUNG - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company (IPC) memastikan tahun ini salah satu anak perusahaannya, yakni PT Jasa Armada Indonesia (JAI), akan melantai di Bursa Efek Indonesia.

Initial Public Offering (IPO) tersebut dilakukan untuk meningkatkan permodalan perusahaan dalam melakukan pengembangan bisnisnya serta meningkatkan transparansi di anak perushaannya itu sehingga dapat tumbuh semakin baik.


Baca : Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat Diproyeksi Rampung 2019

Direktur Utama PT Pelindo II/IPC, Elvyn G. Masassya menyatakan IPC mulai tahun ini memang berencana akan membawa tiga anak perusahaan, dari sekitar 16 anak usaha yang dimiliki, untuk dapat melantai di bursa saham Indonesia.

Tiga anak perusahaan yang disiapkan untuk IPO hingga dua tahun ke depan tersebut, yakni PT Jasa Armada Indonesia (JAI) , PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), dan PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT).

“Yang pasti tahun ini baru JAI. Yang dua lainnya sedang persiapan, kemungkinan baru tahun depan,” ujarnya di sela Acara Media Gathering di Bandung, seperti dikutip di laman bisnis.com, Ahad 5 Februari 2017.

Elvyn mengatakan saat ini pihaknya sudah mengundang financial advisor dan mempersiapkan sejumlah aspek administrasi lainnya. “Setelah ini beres, kita akan register ke OJK, kemudian listing,” ujarnya.


Baca : Pelindo III Proyeksikan Pendapatan Rp 10,5 Triliun

Pihaknya memproyeksikan hal itu akan dapat terealisasi paling lambat Oktober 2017, dengan harapan dapat memperoleh dana sekitar Rp2 triliun sampai Rp2,5 triliun. “Kita proyeksikan paling lambat Oktober 2017. Untuk JAI kita ekpektasinya Rp2 triliun - Rp2,5 triliun,” ujarnya.

Elvyn menambahkan dana yang diperoleh akan digunakan untuk melakukan pengembangan usaha membeli puluhan kapal pandu moda yang saat ini memang menjadi core bisnis JAI.

Sementara, untuk dua anak usaha lainnya akan dilakukan sekitar triwulan 2018. “Karena kita harus fokus, harus punya market, dan yang bisa kita pastikan secara serius adalah JAI dulu,” tegasnya.

Pihaknya juga memastikan akan memilih perusahaan underwriting yang besar-besar, gabungan antara BUMN dan swasta.

Direktur Pengelolaan Anak Perusahaan PT Pelindo II/IPC Riri Syeried Jetta mengatakan rencana melantai ke bursa merupakan salah satu upaya mewujudkan untuk menjadi pelabuhan berkelas dunia.


Baca : Pelindo ll Siap Garap Sejumlah Proyek Strategis di 2017


Menurutnya pihaknya dalam waktu jangka panjang akan mulai melantaikan ke bursa sejumlah anak usaha di Pelindo II, meskipun rencana dalam jangka hingga dua tahun ini baru tiga perushaan tersebut.

“IPC ke depan akan melistingkan anak usahanya yang baik, sehingga pengelolaannya juga akan semakin transparan, sehingga apabila pengelolaannya juga semakin baik maka kinerja dipastikan akan bertambah baik,” ujarnya.


Advertising
Advertising

BISNIS.COM



Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

39 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya