Inflasi Meningkat, BI Diprediksi Tak Akan Turunkan Bunga  

Reporter

Rabu, 1 Februari 2017 16:41 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy memprediksi laju inflasi tahun ini akan meningkat dibanding 2016. Secara keseluruhan, laju inflasi tahun lalu mencapai 3,02 persen. Pada 2017, laju inflasi diperkirakan akan mencapai 4,2 persen.

Menurut Leo, kenaikan laju inflasi tersebut disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik 900 volt-ampere (VA) bagi 19 juta rumah tangga. "Kontribusi terhadap inflasi sebesar 1 persen," kata Leo dalam konferensi persnya di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.

Baca: Menteri Darmin: Berat Menahan Inflasi di 2017

Leo menilai, bila tarif listrik 900 VA tidak naik, laju inflasi tahun ini tidak akan meningkat secara signifikan dibanding 2016, yakni sekitar 3,2-3,4 persen. "Dengan kenaikan itu, inflasi akan mencapai 4,2 persen. Bukan angka yang tinggi karena rata-rata inflasi kita 5,5 persen."

Defisit neraca transaksi berjalan tahun ini, Leo memprediksi, akan sebesar -2,2 dari produk domestik bruto. Angka tersebut masih relatif aman karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya meningkat menjadi 5,1 persen. Namun nilai tukar rupiah masih akan bergejolak.

Walaupun defisit neraca transaksi berjalan tahun ini diprediksi akan terjaga, menurut Leo, nilai tukar rupiah masih akan fluktuatif karena adanya ketidakpastian global. "The Fed (bank sentral Amerika Serikat) kemungkinan menaikkan suku bunganya dengan lebih agresif dibanding 2016," ujar Leo.

Simak: Menteri Luhut Bantah Istimewakan Freeport Lewat Aturan Ini

Dengan adanya prediksi bahwa inflasi akan meningkat menjadi 4,2 persen dan nilai tukar rupiah masih mengalami gejolak yang cukup tinggi, Leo mengatakan, ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuannya tidak ada lagi. "Tahun ini flat, levelnya di 4,75 persen."

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebutkan beragam tantangan yang mempengaruhi inflasi pada 2017. Menurut dia, salah satu tantangan berasal dari pengurangan subsidi listrik 900 VA dan pengurangan subsidi dari gas elpiji ukuran 3 kilogram.

Karena itu, Agus mengharapkan upaya menjaga inflasi, seperti harga pangan yang bergejolak atau volatile food, tetap berada pada level terendah sehingga target inflasi di tahun ini, yakni 4 plus-minus 1, persen tetap terjaga.

“Kami sudah dengar bahwa listrik 900 VA akan dikurangi subsidinya. Begitu juga dengan elpiji 3 kilogram. Jadi ini area yang perlu diwaspadai,” tutur Agus di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 3 Januari 2017.

ANGELINA ANJAR SAWITRI|DESTRIANITA

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

17 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya