IMF Puji Indonesia

Reporter

Editor

Sabtu, 16 September 2006 00:27 WIB

TEMPO Interaktif, Singapura:Dana Moneter Internasional (IMF) menyambut baik langkah-langkah kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah Indonesia. Menurut lembaga kreditor internasional ini, kebijakan yang dijalankan berhasil menekan laju inflasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. "Indonesia telah menunjukkan kinerja yang baik," kata Direktur Pelaksana IMF Rodrigo de Rato di sela pertemuan tahunan IMF-Bank dunia di Suntec, Singapura, kemarin. "Apa yang dilakukan pemerintah sudah tepat dalam memperbaiki kondisi perekonomian," ujarnya lebih lanjut. Namun, dia enggan mengomentari rencana pemerintah yang ingin mempercepat pelunasan cicilan utang kepada lembaga itu. "Masalahnya lebih dari itu," katanya, singkat. Pemerintah berencana melunasi sisa utang sekitar US$ 3,8 miliar pada akhir tahun ini, dengan asumsi cadangan devisa aman. Pertengahan tahun ini, pemerintah sudah membayar US$ 3,7 miliar. Perwakilan IMF di Indonesia justru menyarankan agar pemerintah tidak terburu-buru melunasi utang tersebut. Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz dalam kesempatan terpisah menyatakan, tak akan mentolerir kasus-kasus korupsi bantuan proyek dari Bank Dunia kepada negara berkembang. "Kami tidak bisa menutup mata atas hal itu," katanya. Dia pun berjanji akan mengawasi setiap aliran dana bantuan tersebut, dengan melibatkan peran masyarakat sipil.Wolfowitz mengatakan, kasus korupsi merupakan salah satu penghalang perbaikan negara berkembang dan pengentasan kemiskinan. Malah, korupsi dapat membuat suatu negara bertambah miskin. "Kami tidak ingin membuang uang dengan percuma kalau hanya dikorupsi nantinya," tuturnya. Bekas duta besar Amerika Serikat di Indonesia ini menekankan, pemberantasan korupsi jadi salah stau agenda Bank Dunia. Pasalnya, korupsi sudah dinilai kronis.Menurut Wolfowitz, kini semua orang di dunia termasuk Indonesia mengetahui bahwa untuk mencapai kemakmuran, butuh pemberantasan korupsi. "Uang adalah kebutuhan, modal dibutuhkan, tapi yang lebih penting lagi adalah meletakkannya di tempat yang benar," ujarnya. Pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia yang mencapai puncaknya pekan depan diwarnai dengan aksi boikot sejumlah lembaga sosial dan masyarakat sipil. Alasan pemboikotan itu dipicu oleh tindakan pemerintahSingapura yang mencekal dan menahan dua aktivis lembaga swadaya masyarakat manusia asal Filipina dan India saat hendak menghadiripertemuan tersebut. "Kami tidak bisa menerima perlakuan ini," kata Akanksha Marphatia, aktivis ActionAid International.Oxfam International, sebuah lembaga sosial asal Inggris, menilai IMF perlu melakukan perubahan yang lebih radikal. Pemberian kuota haksuara dan peran yang lebih besar kepada Cina, Korea, Meksiko, dan Turki dianggap belum ada artinya bagi perubahan lembaga itu. "Itu hanya sedikit mengubah wajah IMF," kata penasehat kebijakan Oxfam, Max Lawson. YURA SYAHRUL (SINGAPURA)
IMF

Berita terkait

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

51 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

56 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

56 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

56 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

8 Februari 2024

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

7 Februari 2024

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

29 Januari 2024

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

29 Januari 2024

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

19 Januari 2024

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dikabarkan akan mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Sebenarnya, ia telah berkecimpung dalam dunia ekonomi sejak 2002 silam.

Baca Selengkapnya