BPJS Ketenagakerjaan Antisipasi Ledakan Tenaga Kerja

Reporter

Selasa, 31 Januari 2017 21:11 WIB

Dirut BPJSTenaga Kerja, Agus Susanto dan Ketua Umum KADIN, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani dalam penandatanganan nota kesepahaman Sinergi Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dengan KADIN di Menara KADIN Jakarta, 17 Oktober 2016. TEMPO/Maria Fransisca ( magang )

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengantisipasi sejumlah tantangan yang kemungkinan disebabkan oleh bonus demografi. Salah satunya adalah tambahan beban yang harus ditanggung oleh BPJS di kemudian hari, jika dana tak dikelola dengan baik.

"Ini bisa jadi ancaman karena semakin hari akan semakin sedikit orang yang membayar iuran," ujar Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, dalam Seminar Indonesia Economic Outlook, di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 31 Januari 2017.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Tarik 22,6 Juta Peserta

Agus mengatakan tantangan yang pertama dari bonus demografi adalah peningkatan jumlah tenaga kerja. "Jadi pada 2040 nanti orang yang pensiun akan lebih banyak dan orang yang iuran lebih sedikit. Ini yang bahaya," katanya.

Meskipun demikian, bonus demografi secara umum memberikan dampak positif untuk perkembangan ekonomi, karena pembangunan didominasi oleh penduduk usia produktif. Agus menjelaskan saat ini struktur tenaga kerja di Indonesia juga belum cukup memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan standar kewajiban belajar 12 tahun.

"Kebanyakan masih yang lulusan sekolah dasar, ada sekitar 43 juta tenaga kerja yang lulusan SD dari total seluruh tenaga kerja yang ada," ucap dia.

Simak: Banyak Kecelakaan, JK Minta Sistem Transportasi Dibenahi

Total tenaga kerja di Indonesia saat ini mencapai 120 juta orang. Dengan karakteristik lulusan SMP sebanyak 18 juta orang, lulusan SMA sebanyak 16 juta, dan lulusan sarjana sebanyak 6 juta. "Sisanya lulusan SD ke bawah," ujarnya.

Agus menambahkan golongan tenaga kerja berpendidikan rendah itu perlu mendapat perhatian lebih agar keahlian yang dimiliki dapat berkembang. "Seperti memberikan kredit usaha dari perbankan untuk mereka."

Kemudian, komposisi kelompok pekerja informal juga mulai berubah seiring dengan masuknya mereka ke sektor formal. Hal itu seiring dengan semakin gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Jadi banyak masyarakat pedesaan pindah ke perkotaan, ini tantangan," ucapnya.

Karakteristik yang berubah itu kata Agus membuat lembaganya mengevaluasi dan meninjau kembali strategi yang diterapkan dalam pengelolaan dana jaminan sosial. Saat ini BPJS Ketenagakerjaan mengelola dana hingga Rp260 triliun.

GHOIDA RAHMAH


Berita terkait

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

5 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Daftar Akun SIAPkerja Kemnaker Berkonsep SSO

9 hari lalu

Syarat dan Cara Daftar Akun SIAPkerja Kemnaker Berkonsep SSO

SIAPkerja merupakan sistem dan aplikasi pelayanan dan ketenagakerjaan digital yang dirilis Kemnaker dengan konsep SSO. Begini maksudnya.

Baca Selengkapnya

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

28 hari lalu

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.

Baca Selengkapnya

Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

29 hari lalu

Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

Payaman menilai aplikator wajib memberikan THR kepada ojol karena masuk kategori pekerja dengan jam kerja tidak tentu.

Baca Selengkapnya

3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

34 hari lalu

3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

Presiden Jokowi ingin mempertajam desain besar ekonomi dan ketenagakerjaan untuk 10 tahun ke depan. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

37 hari lalu

Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) menang dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

41 hari lalu

Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?

Baca Selengkapnya

Narendra Modi Bakal Prioritaskan Reformasi Ketenagakerjaan Jika Menang Pemilu India

14 Februari 2024

Narendra Modi Bakal Prioritaskan Reformasi Ketenagakerjaan Jika Menang Pemilu India

Partai Bharatiya Janata mengatakan Narendra Modi dapat memprioritaskan reformasi ketenagakerjaan jika ia menang pemilu pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

UGM Meraih Paritrana Award, Ini Artinya

9 Februari 2024

UGM Meraih Paritrana Award, Ini Artinya

UGM menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang meraih penghargaan Paritrana Award dari Kemenko PMK dan BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

5 Februari 2024

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

"Pemerintah tak mampu bekerja sendiri memberikan perlindungan terhadap PMI baik dari hulu ke hilir," kata Maizidah Salas aktivis PMI usai debat capres

Baca Selengkapnya