Donald Trump Jadi Presiden AS, Ekspor Sawit RI Terancam

Sabtu, 21 Januari 2017 16:12 WIB

Petani menata buah kelapa sawit hasil panen di perkebunan Mesuji Raya, OKI, Sumatera Selatan, Minggu (4/12). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha dan pemerintah dinilai perlu mewaspadai kebijakan restriktif dalam bentuk nontarif yang akan diberlakukan bagi komoditas minyak sawit Indonesia. Hal ini terutama seusai dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS).

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menyatakan, beberapa produk ekspor Indonesia yang memiliki subsitusi impor di AS seperti minyak sawit terancam dikenakan kebijakan restriktif. “Hambatan nontarif di AS justru sangat banyak dan bervariasi,” kata Faisal dalam keterangan resmi, Sabtu, 21 Januari 2017.

Berdasarkan laporan World Trade Organization (WTO), saat ini AS memiliki hambatan nontarif sebanyak 4.780. Sementara itu, Indonesia hanya memiliki 272 hambatan nontarif.

Data Kementerian Perdagangan mencatat pada 2016 volume ekspor sawit Indonesia 25,7 juta ton atau turun 2 persen. Sebanyak 75,6 persen di antaranya produk sawit ekspor merupakan produk hilir. Penurunan terjadi akibat penggunaan biodiesel di dalam negeri sebanyak 2,5 juta kiloliter.

Pada sisi lain, Faisal menilai pemerintah AS akan tetap mengimpor barang-barang dari Indonesia. Akan tetapi, dia meminta para pelaku usaha mewaspadai negara-negara tetangga Indonesia yang juga pesaing dalam merebut pasar tersebut. “Kita perlu waspada dengan pergerakan Vietnam dan Bangladesh yang terus menyaingi jumlah ekspor ke Amerika Serikat,” ujarnya.

Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit sebelumnya mengklaim, selama 2016, Indonesia menjadi negara dengan total ekspor palm oil atau minyak sawit terbesar di dunia atau disebut global market leader.

Direktur Utama BPDP Sawit Bayu Khrisnamurthi menjelaskan, pada 2016, volume ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), palm kernel oil (PKO), dan turunannya mencapai 25,7 juta ton. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 2 persen dibanding 2015 yang mencapai 26,2 juta ton.

"Namun nilai ekspor sawit 2016 mencapai US$ 17,8 miliar atau sekitar Rp 240 triliun, naik 8 persen dibanding 2015 yang mencapai US$ 16,5 atau sekitar Rp 220 triliun," kata Bayu di Graha Mandiri, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2017.

BISNIS.COM | RICHARD ANDIKA | NN

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

14 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

51 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

53 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

59 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

16 Maret 2024

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

15 Maret 2024

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

15 Maret 2024

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

6 Maret 2024

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

5 Maret 2024

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

4 Maret 2024

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya