Sri Mulyani: Rating JPMorgan Keluar saat Situasi Tak Pasti

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 18 Januari 2017 13:33 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pencapaian realisasi dan evaluasi program pengampunan pajak periode pertama di Kementerian Keuangan, Jakarta, 14 Oktober 2016. Periode I program pengampunan pajak harta terdeklarasi mencapai Rp3.826,81 triliun. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, diminta memberikan penjelasan oleh Komisi Keuangan DPR terkait pemutusan kerjasama dengan JPMorgan Chase & Co dalam rapat kerja hari ini. Dia bercerita, dalam rangka penerbitan surat utang negara (SUN), pemerintah bekerjasama dengan berbagai lembaga keuangan, salah satunya JPMorgan.

"Kerjasama ini, terutama bagi dealer utama, memfasilitasi hubungan yang saling menguntungkan agar saat penerbitan surat utang, pemerintah mendapatkan tawaran yang terbaik, baik dari sisi harga, yield, dan maturity sehingga kita punya profil risiko yang paling kecil," kata Sri Mulyani di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 18 Januari 2017.

Kerjasama itu, menurut Sri Mulyani, juga diharapkan menciptakan kepercayaan bagi pembeli SUN. Karena itu, pemerintah ingin para dealer ikut menjaga kepercayaan itu. "Berbagai asesmen seharusnya mencerminkan itu. Kami menganggap, JPMorgan melakukan asesmen saat situasi tidak pasti dengan terpilihnya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump."

Baca : JP Morgan Naikkan Rating Saham Indonesia, Sri Mulyani: Bagus

Pada November lalu, JPMorgan Chase & Co menurunkan rating Indonesia menjadi underweight dari sebelumnya overweight. Pemerintah pun memutuskan kerjasama dengan JPMorgan. Kementerian menilai analisis JPMorgan yang menurunkan rating Indonesia itu berpotensi mengganggu stabilitas keuangan nasional.

Dengan pemutusan kerjasama tersebut, pemerintah tidak lagi menerima setoran negara dari pihak mana pun melalui cabang JPMorgan di Indonesia per 1 Januari 2017. Namun, pada 16 Januari lalu, JPMorgan kembali mengeluarkan rating Indonesia, yakni naik menjadi neutral dari sebelumnya underweight.

Menurut Sri Mulyani, selain memutus kerjasama dengan JPMorgan, Peraturan Menteri Keuangan tentang dealer utama SUN direvisi. Revisi tersebut menegaskan kepada para dealer agar kerjasama dilakukan dengan prinsip tata kelola yang baik. "Kami ingin mereka mendukung kebutuhan pemerintah," tuturnya.

Baca : Buntut JP Morgan, Menkeu Perketat Syarat Diler Utama SUN

Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan, pemerintah berkewajiban untuk menjaga situasi dan rasionalitas pemegang SUN di saat ekonomi bergejolak akibat pemilihan presiden AS. "Kemarin kami sampaikan beberapa tindakan kepada JPMorgan agar mereka menjadi partner yang reliable," kata Sri Mulyani.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

16 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

4 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya