2.390 sekor sapi yang didatangkan dari Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 2 September 2015. Impor sapi potong dari Australia guna meredam kenaikan harga daging sapi. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan akan ada 30 ribu ton daging kerbau impor yang masuk untuk memenuhi kebutuhan selama Idul Fitri tahun depan. Kedatangan daging impor ini untuk menjaga kestabilan harga menjelang Lebaran.
"Kita harus punya dobel amunisi supaya pas hari H tidak bergejolak (harga)," kata Djarot saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Desember 2016.
Menurut Djarot, 30 ribu ton daging kerbau impor ini rencananya didatangkan sekitar Februari sampai Maret tahun depan. Ini untuk mengisi kekosongan setelah kuota impor 70 ribu ton yang masuk pada Desember sampai Januari ini. "Jangan pas mau masuk Lebaran amunisi sudah kosong," ucapnya.
Djarot menambahkan, ini seperti pemanasan sebelum menghadapi Idul Fitri nanti. Dia berharap, jika model ini berhasil, saat hari-hari besar datang, pemerintah bisa lebih leluasa.
Saat ditanya impor daging sapi beku, Djarot menjawab sampai saat ini Bulog belum mau menambah impor. Sebab, swasta banyak yang sudah membuka impor daging sapi beku.
Diketahui, izin impor sampai Desember ini untuk daging kerbau asal India sebanyak 70 ribu ton. Namun sampai Desember ini baru masuk 48 ribu ton. Karena itu, izin diperpanjang sampai Januari untuk memenuhi target kuota 70 ribu ton.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah siap menggelontorkan berapa pun kebutuhan daging. Hal ini dilakukan agar tidak ada kekhawatiran kekurangan stok daging.
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
25 hari lalu
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.