OPEC dan Rusia Sepakat Pangkas Produksi  

Reporter

Kamis, 1 Desember 2016 09:49 WIB

Kantor OPEC di Wina, Austria. REUTERS/Leonhard Foeger

TEMPO.CO, Jakarta - OPEC akhirnya menyepakati pemangkasan produksi minyak untuk pertama kalinya sejak 2008. Kesepakatan pada Rabu, 30 November 2016, waktu setempat itu diambil setelah Arab Saudi menerima proposal pengurangan produksi minyaknya dan menarik tuntutannya kepada pesaing utamanya Iran untuk memangkas produksi.

Rusia, yang bukan anggota OPEC, akan turut memangkas produksi minyak untuk pertama kali dalam 15 tahun terakhir demi membantu OPEC menaikkan harga minyak.

Segera setelah kabar ini beredar, harga minyak patokan Brent naik 9 persen menjadi sekitar 50 dolar Amerika Serikat per barel. Setelah Riyadh berkompromi dengan Iran dan produsen minyak besar lain, Irak setuju memangkas output minyaknya.

"OPEC telah menyangkal para pengkritiknya bahwa mereka belum mati. Langkah mereka akan mempercepat penyeimbangan kembali pasar dan erosi banjir minyak global," kata pemerhati OPEC, Amrita Sen, dari lembaga konsultan Energy Aspects.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih berujar, menjelang pertemuan OPEC, negaranya siap menurunkan produksi minyaknya. "Saya kira ini hari yang baik bagi pasar minyak, ini hari yang baik bagi industri minyak, dan ini mestinya hari yang baik untuk perekonomian global. Saya kira ini akan memacu pertumbuhan ekonomi global," ucapnya kepada wartawan setelah menyampaikan keputusan Saudi itu.

OPEC memproduksi sepertiga minyak dunia atau sekitar 33,6 juta barel per hari. Kesepakatan ini akan mengurangi produksi minyak sampai 1,2 juta barel per hari mulai Januari 2017.

Arab Saudi akan menjadi pihak terbesar di OPEC yang memangkas produksinya. Negara ini memangkas produksinya dari 0,5 juta barel per hari menjadi 10,06 juta barel per hari. Sekutu-sekutunya di Teluk, yakni Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar, masing-masing akan memangkas produksi 0,3 juta barel per hari.

Irak, yang berkilah terus menaikkan kuota produksi minyaknya demi melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), secara mengejutkan sepakat mengurangi produksi minyaknya sampai 0,2 juta barel per hari.

Sebaliknya, Iran diperbolehkan agak menaikkan produksi minyaknya dari tingkat produksi Oktober. Ini adalah kemenangan bagi Iran, yang sejak lama mengiba bahwa pihaknya perlu menutupi hilangnya pangsa pasar akibat dikenai sanksi oleh Barat.

Reuters melaporkan, pertentangan antara Iran dan Saudi telah mendominasi pada banyak pertemuan OPEC sebelum ini. "Jika Anda telah bersepakat, itu keputusan besar. Anda menarik produksi besar minyak dari pasar, dan Anda mendapatkan dukungan dari Rusia," kata pemerhati OPEC dan pendiri lembaga konsultan energi, Gary Ross. Ross yakin harga minyak akan naik sampai 55 dolar Amerika per barel.

ANTARA




Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

8 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

15 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

15 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

16 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

16 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya