Boediono: Kejutan dalam Ekonomi Akan Selalu Ada  

Reporter

Rabu, 30 November 2016 15:59 WIB

Mantan Wakil Presiden RI Boediono menyampaikan paparannya dalam Indonesia Economic Outlook 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 12 November 2015. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan periode 2001-2004, Boediono, mengatakan kejutan dalam situasi perekonomian akan selalu ada. Karena itu, Wakil Presiden era pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini meminta pemerintah membaca situasi ke depan dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi.

"Saat ini, globalisasi kapital begitu merebak. Kita hanya bagian kecil dari jumlah kapital yang gentayangan di dunia ini. Kalau ada goncangan, ini bisa berubah dan menyebabkan semacam krisis bagi kita," ucap Boediono dalam Seminar Nasional Tantangan Pengelolaan APBN dari Masa ke Masa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 30 November 2016.

Menurut Boediono, pemerintah tidak boleh hanya melihat kemungkinan yang akan terjadi pada perekonomian dalam enam bulan atau satu tahun ke depan. "Krisis kan seperti gempa, tidak tahu kapan terjadi, berapa besarnya, dan di mana. Dalam proses terjadinya krisis, semua orang terlibat. Semua orang ikut hanyut dalam psikologi krisis ini, termasuk pengambil keputusan."

Boediono berujar, struktur ekonomi perlu diperkuat. Suatu negara dengan struktur ekonomi yang tidak seimbang akan mudah goyah. "Dengan struktur yang kuat, kalau ada terpaan dari satu sisi, tidak akan mudah goyah. Buatlah bahtera ekonomi dengan konstruksi yang seimbang dan kuat," tuturnya.

Baca: Sri Mulyani Buka Akses KPK ke Direktorat Jenderal Pajak

Selain itu, Boediono mengatakan kondisi perekonomian harus selalu prudent, baik dari sisi fiskal maupun moneter. Dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pemerintah perlu senantiasa menaati rambu-rambu. "Jaga jangan sampai defisit melebihi yang diatur. Utang juga harus diamati. Utang itu sumber penyakit. Utang harus dijaga dengan baik," ucapnya.

Boediono pun menambahkan, apabila krisis benar-benar terjadi, harus terdapat prosedur standar yang jelas bagi institusi-institusi yang bertugas mengatasi krisis, yakni Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan. "Kita harus tahu bagaimana mekanisme koordinasi saat krisis."

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sependapat dengan Boediono. Menurut dia, pemerintah memang bisa melihat tren dalam perekonomian. "Tapi kita tidak pernah tahu kapan akan terjadi. Karena itu, yang perlu kita lihat adalah APBN. Apakah ruang fiskal fleksibel? Kita harus semakin detail untuk deteksi," ujarnya.

Simak: PGE Area Kamojang Tambah Dua Sumur Produksi pada 2017

Dalam kondisi krisis, menurut Sri Mulyani, pemerintah juga harus melawan zona nyamannya. Saat krisis, pemerintah dipaksa melawan intuisi untuk menyelamatkan diri sendiri. "Sepi ing pamrih rame ing gawe, itu benar bagi Kementerian Keuangan. You always be the other side. Saat yang lain pesta, kami kerja."

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

14 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

3 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

5 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

10 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

12 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

12 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya