Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik Direktur Intelijen Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak Peni Hirjanto di Kementerian Keuangan, Jakarta, 29 November 2016. Tempo/Angelina Anjar Sawitri
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik dua pejabat struktural eselon II Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan hari ini, Selasa, 29 November 2016, di Kementerian Keuangan, Jakarta.
Dua pejabat tersebut adalah Direktur Intelijen Perpajakan Peni Hirjanto serta Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur Harry Gumelar.
Dalam sambutannya, Sri Mulyani menekankan dua poin dalam sumpah jabatan yang diucapkan kedua pejabat dalam pelantikan tersebut, yakni tidak memberi atau menyanggupi akan memberikan sesuatu kepada siapa pun dan tidak akan menerima hadiah atau pemberian apa pun dengan jabatan atau pekerjaannya.
"Dua pejabat ini sangat penting dari sisi posisinya. Tidak hanya dari tanggung jawabnya, tapi juga perkembangan yang kita hadapi dalam beberapa minggu terakhir terkait dengan OTT (operasi tangkap tangan). Sumpah jabatan ini sebenarnya sudah menggambarkan keseluruhan janji kita pada saat terima jabatan tersebut," ucap Sri Mulyani.
Sumpah jabatan tersebut, menurut Sri Mulyani, menghadapi ironi karena seorang pejabat Ditjen Pajak mengkhianati sumpahnya.
Sebelumnya, Kepala Subdirektorat Bukti Permulaan Penegakan Hukum Handang Soekarno tertangkap tangan oleh KPK setelah menerima uang US$ 148.500 dari Direktur PT Eka Prima Ekspor Indonesia Rajesh Rajamohan Nair.
"Sumpah itu menyatakan tidak boleh memberi atau menerima apa pun. Itu kita ucapkan di bawah kitab suci. Anda tidak bersumpah di depan saya. Karena ada kitab suci, Anda bersumpah di depan Tuhan. Kita semua kecewa bahwa di Kemenkeu ada seseorang yang dengan mudah melanggar sumpahnya sendiri. Itu melukai institusi kita," ujarnya.
Sri Mulyani berharap Peni dan Harry berkomitmen membangun semangat jajaran Ditjen Pajak yang saat ini terlukai. "Bantu teman-teman, 38 ribu yang ada di Ditjen Pajak yang merasa terlukai oleh sikap satu oknum atau saya tidak tahu berapa oknum yang bisa kena. Mereka luka, mereka kecewa. Saya luka, saya kecewa," tuturnya dengan suara bergetar.
Sri Mulyani menambahkan, Peni dan Harry diharapkan dapat menghibur kekecewaan jajaran Kementerian Keuangan dengan bekerja secara baik. "Buktikan kepada saya dan masyarakat. Tidak hanya untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki komitmen, tapi juga menjadi tulang punggung untuk menjaga kepentingan nasional," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
1 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.