Pajak Diturunkan, Pelaku UKM Optimistis Daya Saing Akan Naik

Reporter

Jumat, 25 November 2016 18:29 WIB

Suasana pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan para pelaku Usaha Kecil Menengah di Istana Merdeka, Jakarta, 25 November 2016. Aditya Budiman/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Aliansi Perdagangan dan Industri Kreatif Indonesia (APIKI) Anto Suroto menilai penerapan pajak yang sesuai bisa mendorong daya saing pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Anto mengatakan saat ini pelaku UKM mengeluhkan tarif pajak yang dianggap terlalu tinggi.

Di sisi lain, Anto menyambut baik kehadiran program pengampunan pajak atau tax amnesty dari pemerintah. Menurut dia, kebijakan itu bisa mendorong pelaku UKM lebih sadar membayar pajak. Namun Anto mengeluhkan tingginya tarif tebusan di tax amnesty, khususnya untuk perorangan. "Cukup besar pertumbuhannya (tebusan tax amnesty perorangan)," kata dia di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 25 November 2016.

Anto berharap pemerintah bisa meninjau ulang ihwal tarif tebusan perorangan bagi pelaku UKM. Menurut pengusaha sepatu dan aksesoris itu, tarif tebusan bagi UKM mestinya tak lebih dari 0,5 persen. "Sekarang ini kan progres. Ada 2 persen (periode I), 3 persen (periode II) dan 5 persen (periode III) kalau bisa, khususnya UKM 0,5 persen," ucapnya.

Anto beralasan tarif tiga persen bagi perorangan sudah tinggi. Pasalnya, pelaku UKM tidak setiap bulan bisa mengantongi keuntungan. Belum lagi, lanjut dia, pelaku UKM juga dikenakan pajak lainnya, sebesar satu persen, yang diatur Peraturan Pemerintah No. 46/2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Usaha.

Anto mengklaim dengan diturunkannya tarif tebusan, antusiasme pelaku UKM untuk terlibat dalam tax amnesty bisa meningkat. "Yang penting sadar pajak dulu. Lebih baik tarif rendah banyak yang terlibat daripada tarif tinggi tapi sedikit yang ikutan," kata dia. Selain itu, rendahnya tarif tebusan dianggap akan mendorong daya saing di sektor UKM.

Dalam Undang-undang (UU) Tax Amnesty disebutkan UMKM dengan omzet di bawah Rp 4,8 miliar dikenakan tarif tebusan 0,5 persen. Tarif itu flat atau berlaku hingga akhir periode III (1-31 Maret 2017). Sementara unit usaha dengan omzet lebih dari Rp 4,8 miliar dikenakan tarif dua persen. Sementara tarif tebusan untuk wajib pajak perorangan di periode kedua sebesar tiga persen.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menyebut besaran tarif tebusan perorangan yang diharapkan oleh pelaku UKM sebesar 0,5 persen untuk wajib pajak perorangan. Sedangkan untuk pajak penghasilan atas usaha diminta turun menjadi nol atau 0,25 persen. "Pak Presiden sudah menyanggupi. Mudah-mudahan peraturan itu bisa diubah," kata Puspayoga.

Sebelumnya, Presiden menerima 30 pelaku UKM di Istana Merdeka. Mereka berasal dari berbagai sektor usaha, seperti makanan, pakaian, furniture, dan kerajinan tangan. Para pelaku UKM ini juga datang dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Jakarta. Ikut mendampingi Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga.

Dalam pertemuan itu Presiden menyadari kalau kondisi ekonomi saat ini tidak begitu bergairah. Banyak negara yang mengalami tekanan, termasuk Indonesia. "Perdagangan dunia juga tidak semakin baik, tapi semakin melemah," ucap Jokowi.

Meski demikian, presiden percaya kalau para pengusaha mempunyai mental yang kuat dan sudah terbiasa dengan tantangan. "Saya kira dunia usaha terbiasa dengan rintangan-rintangan," kata Presiden Jokowi. *

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

56 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Baca Selengkapnya

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.

Baca Selengkapnya

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar

Baca Selengkapnya

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.

Baca Selengkapnya