Butuh Dana Besar, Sri Mulyani: Swasta Perlu Ikut Membangun  

Kamis, 24 November 2016 13:53 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sambutan dalam acara Innovative Fiscal Support for Better Public Service. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kesenjangan antara kebutuhan pembiayaan infrastruktur dan ketersediaan dana sangat tinggi. “Kebutuhan itu tidak bisa hanya dipenuhi dengan anggaran pemerintah. Penting pelaku lain atau swasta untuk ikut membangun,” ujarnya dalam pembukaan Indonesia PPP Day 2016 di The Westin, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 24 November 2016.

Berdasarkan perkiraan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, kata Sri Mulyani, kebutuhan pembiayaan infrastruktur pada 2015 hingga 2019 mencapai Rp 4.796 triliun. “Gap infrastruktur cukup tinggi, yakni mencapai 1,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) per tahun,” katanya.

Nah, kebutuhan itu tidak bisa hanya dipenuhi dengan anggaran pemerintah. “Pertanyaannya, how? Apalagi saat keuangan pemerintah tidak bisa memenuhi," kata Sri Mulyani.

Menurut dia, pemerintah harus berani berinovasi untuk menciptakan minat dari swasta dalam rangka membiayai pembangunan infrastruktur. Untuk membangun infrastruktur, banyak hal perlu diperhatikan. "Pertama, persiapan daftar proyeknya. Yang mana yang prioritas, siapa yang menyiapkan, pakai APBN atau tidak, dan sebagainya," tuturnya.

Setelah proyek siap, kata Sri Mulyani, pemerintah perlu memikirkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh swasta yang akan membangun proyek tersebut. "Kalau ternyata rate of return-nya kecil dan ada viability gap, dari fiskal harus menciptakan VGF (viability gap fund). Bagaimana kalau pembebasan tanah tidak sesuai waktunya? Dibuatlah penjaminan pemerintah," katanya.

Hingga kini, Kementerian Keuangan memang menyediakan berbagai fasilitas bagi pihak swasta untuk membangun proyek infrastruktur, yaitu VGF, penjaminan infrastruktur, dan project development facility (PDF). Ada pula skema pengembalian investasi proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yakni availability payment (AP).

Keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur, menurut Sri Mulyani, akan menciptakan pelayanan publik yang lebih baik. "Jangan hanya menguntungkan, apalagi hanya menguntungkan swasta yang ikut. Saya harap, dalam sepuluh tahun ke depan, Indonesia bisa membuat KPBU yang sehat, tidak merugikan swasta, dan tidak merugikan masyarakat."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

1 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

4 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya