Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, di sela acara Indonesia Global Sharia Fund, di Grand Hyatt, Jakarta, 14 Juni 2016. Tempo/Ghoida Rahmah
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menanggapi adanya isu adanya penarikan dana besar-besaran atau rush money di sejumlah bank.
Menurut Nurhaida, jika dikaitkan dengan kondisi market dan fundamental perekonomian Indonesia saat ini, hal itu tidak mungkin terjadi. "Mudah-mudahan sih enggak terjadi. Kan pertumbuhan ekonomi bagus," ujar Nurhaida saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 22 November 2016.
Terlebih menurut dia, jika dilihat dari kondisi market, pertumbuhan pasar modal di Indonesia cukup bagus jika dibandingkan dengan bursa global lainnya. Terhitung sejak Januari hingga hari ini, indeks harga saham gabungan atau IHSG mampu bertumbuh 14-15 persen. "Kalau dilihat dari kondisi market, dari sisi fundamentalnya, harusnya itu enggak terjadi," ucapnya.
Munculnya isu penarikan uang besar-besaran di sejumlah bank beberapa hari belakangan viral di media sosial. Sejumlah akun di Facebook, mengunggah foto-foto antrean orang yang diyakini sedang menarik dananya di sejumlah bank nasional yang ditengarai merupakan antrean rush money.
Isu rush money sendiri muncul seusai adanya aksi damai pada 4 November lalu, yang mengajak nasabah bank nasional untuk memindahkan dananya ke perbankan syariah pada 25 November 2016.
Hal ini sempat membuat geram Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia kemudian meminta agar penghasut rush money diusut tuntas. Kapolri Jenderal Tito Karnavian bahkan mengancam akan menangkap penyebar hoax ajakan rush money. Melalui unit cyber, polisi akan mencari dalang penyebar ajakan ini.
Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya
9 Juni 2023
Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya
Tercatat pada April 2023, kredit perbankan tumbuh 8,08 persen year on year (yoy), lebih kecil ketimbang pertumbuhan kredit pada Maret 2023 yang mencapai 9,52 persen.