Pemerintah Usung RICE Diberlakukan di Perdagangan Bebas

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 21 November 2016 09:29 WIB

Wapres Jusuf Kalla memberi keterangan seusai menerima perwakilan demonstran, Jumat, 4 November 2016. Amirullah/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mengusung prinsip ketahanan, inklusif, inovatif, konektivitas, dan penyetaraan (resilient, inclcusive and innovative, connected, and equitable/RICE) untuk mengimplementasikan perdagangan bebas di kawasan Asia-Pasifik.

"Untuk mengimplementasikan perdagangan bebas sebagaimana dicita-citakan para deklarator APEC di Bogor (Bogor Goals), kami terus berupaya menjaga kemitraan melalui prinsip-prinsip yang kami sebut dengan RICE," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sesi retreat I para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru, Ahad waktu setempat atau Senin WIB.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 21 pemimpin ekonomi APEC itu, Kalla menjelaskan bahwa meskipun mengalami tantangan perekonomian yang sulit. Indonesia terus berupaya untuk bisa mencapai "Bogor Goals" yang telah disepakati pada 22 tahun silam.

Menurut Kalla, Indonesia telah memulai beberapa program liberalisasi dan terus berubah dalam beberapa dasawarsa sehingga sekarang bisa menurunkan bea masuk untuk negara-negara sekawasan. "Bahkan sekarang Indonesia berubah menjadi 10 negara paling mudah dalam menjalankan usaha, demikian menurut Laporan Bank Dunia," tuturnya.

Menurut survei UNCTAD (Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembanunan) pada 2016 bahwa Indonesia menempati rangking ke-9 negara yang paling menarik bagi para investor. "Hal itu merupakan suatu kemajuan karena pada 2014, Indonesia berada dalam peringkat ke-14," kata Kalla.

Kalla mengemukakan tiga hal utama dalam mengatasi lambannya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya proteksionisme global. "Yang pertama, perdagangan dan investasi bebas harus ditingkatkan dan integrasi ekonomi secara komperehensif yang membutuhkan konsultasi dan koordinasi antara legislatif, eksekutif, dan elemen masyarakat, baik di tingkat nasional maupun regional," ujarnya.

Hal kedua, menurut Kalla, dibutuhkan kesempatan yang sama dan persaingan yang sehat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dan ketiga, melibatkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, nelayan, pekerja tidak terampil, dan pengusaha lokal dalam proses perdagangan dan investasi bebas di kawasan.

Selain itu, menurut Kalla, APEC juga harus memperhatikan negara-negara berkembang yang 70-90 persen penduduk miskinnya tinggal di wilayah perdesaan. "Pembangunan wilayah perdesaan sangat penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan," tuturnya.

ANTARA

Berita terkait

Hadir di Forum ASEAN, China Sepakati Panduan soal Laut China Selatan hingga Dorong Dialog Perdagangan Bebas Kawasan

14 Juli 2023

Hadir di Forum ASEAN, China Sepakati Panduan soal Laut China Selatan hingga Dorong Dialog Perdagangan Bebas Kawasan

ASEAN dan China sepakati panduan mempercepat perundingan tata perilaku Laut China Selatan dan dorong pembicaraan soal perdagangan bebas kawasan

Baca Selengkapnya

Cina dan ASEAN Dorong Dialog Kawasan Perdagangan Bebas

13 Juli 2023

Cina dan ASEAN Dorong Dialog Kawasan Perdagangan Bebas

Cina dan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendorong pembicaraan tentang versi ketiga dari perjanjian perdagangan bebas pada pertemuan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rusia Kemungkinan Sepakati Pakta Perdagangan Bebas dengan Iran, Akhir Tahun

19 Juni 2023

Rusia Kemungkinan Sepakati Pakta Perdagangan Bebas dengan Iran, Akhir Tahun

Meski secara militer kerja sama Rusia dan Iran telah terjalin erat, hubungan ekonomi kedua negara ternyata masih tergolong rendah.

Baca Selengkapnya

Bogor Goals: Kilas Balik APEC dan Komitmen Perdagangan Bebas dan Terbuka

18 November 2022

Bogor Goals: Kilas Balik APEC dan Komitmen Perdagangan Bebas dan Terbuka

Salah satu momen paling penting sepanjang sejarah KTT APEC terjadi pada tahun 1994 di Kota Bogor, Indonesia. Kala itu lahir deklarasi Bogor Goals.

Baca Selengkapnya

KPK Duga Bupati Bintan Sudah Bermain Kuota Rokok Sejak 2017

12 Agustus 2021

KPK Duga Bupati Bintan Sudah Bermain Kuota Rokok Sejak 2017

KPK telah menetapkan Bupati Bintan Apri Sujadi sebagai tersangka dalam perkara pengaturan kuota rokok.

Baca Selengkapnya

KPK Sangka Bupati Bintan Rugikan Negara Rp 250 Miliar di Perkara Kuota Rokok

12 Agustus 2021

KPK Sangka Bupati Bintan Rugikan Negara Rp 250 Miliar di Perkara Kuota Rokok

KPK langsung menahan Bupati Bintan Apri Sujadi yang terjerat kasus kuota rokok.

Baca Selengkapnya

Investor di Free Trade Zone Batam, Bintan, dan Karimun Bakal Banjir Stimulus

27 September 2020

Investor di Free Trade Zone Batam, Bintan, dan Karimun Bakal Banjir Stimulus

Pemerintah resmi mengguyur paket stimulus baru bagi calon investor zona perdagangan bebas Batam, Bintan, dan Karimun (BBK), Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya

RI Tawarkan 3 Proyek di Karimun ke Investor Singapura

20 Juni 2019

RI Tawarkan 3 Proyek di Karimun ke Investor Singapura

Tiga proyek yang ditawarkan ke investor Singapura itu akan menggunakan lahan seluas 52 ribu hektare.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Ajukan Banding di WTO

10 Juni 2017

Kementerian Perdagangan Ajukan Banding di WTO

Kementerian Perdagangan memperjuangkan keputusan panel WTO.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Sri Lanka Bahas Perdagangan Bebas  

8 Maret 2017

Indonesia-Sri Lanka Bahas Perdagangan Bebas  

Perjanjian perdagangan bebas ikut dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena hari ini.

Baca Selengkapnya